Alat ini memiliki tiga level indikator tanda bahaya.
Yakni berwarna hijau, kuning dan merah.
Level hijau menandakan air sungai mulai naik tapi masih aman.
BACA JUGA: Gelar Reses, Anggota DPRD Kota Tegal Janji Benahi Saluran Agar Tak Ada Banjir Lagi di 2025
BACA JUGA: Atasi Banjir Perkotaan di Tegal, Aliran Kali Siwatu Dinormalisasi dengan Anggaran Rp2,7 Milyar
Sedangkan kuning menandakan air sungai mulai bertambah tinggi status waspada.
Kemudian warna merah menandakan ketinggian air sudah di atas ambang batas.
Ini statusnya awas. Jika level awas, maka masyarakat harus segera mencari tempat aman bila terjadi banjir.
"Status ini juga ditandai dengan bunyi sirine. Masyarakat harus waspada," kata Sunarto, usai memasang EWS.
BACA JUGA: Menunggu Surut, Target Perbaikan Jalan Rusak Dampak Banjir di Jawa Tengah Selesai H-7 Lebaran
BACA JUGA: Cuaca Cerah, Korban Banjir di Kota Tegal Mulai Berbenah dan Jemur Berbagai Perabot Rumah
Dia mengungkapkan, di Kecamatan Warureja terdapat 5 desa yang rawan banjir.
Yaitu, Desa Kendayakan, Desa Warureja, Desa Banjaragung, Desa Rangimulya dan Desa Sukareja.
Sehingga tahun 2022 lalu, PMI membentuk relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat atau Sibat.
"Untuk EWS banjir ini, walaupun dipasang di Sungai Rambut Desa Kendayakan, tapi informasinya bisa menyeluruh untuk lima desa yang rawan banjir," ucapnya.