Mitos Pernikahan Suku Jawa dan Sunda, Faktanya Aman-aman Saja kok

Selasa 17-09-2024,05:41 WIB
Reporter : Zuhlifar Arrisandy
Editor : Zuhlifar Arrisandy

radartegal.com - Bagi sebagian orang, larangan pernikahan antara suku Jawa dan Sunda masih menjadi mitos. Latar belakangnya memiliki akar sejarah yang panjang, dan dikait-kaitkan dengan terjadinya perang bubat.

Yaitu perang antara Kerajaan Majapahit di tanah Jawa dan Kerajaan Padjadjaran di tanah Sunda, pada masa lampau. Perang bubat terjadi pada tahun 1357 masehi, dan menjadi salah satu peristiwa tragis dalam sejarah kerajaan di Tanah Air. 

Perang ini dipicu konflik, ketika Maharaja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit ingin menikahi Dyah Pitaloka, putri Raja Padjadjaran, Prabu Linggabuana. Upacara pernikahan dimaksudkan untuk menyatukan kedua kerajaan.

Awalnya Kerajaan Majapahit mengirim surat lamaran kepada Padjajaran, yang direspon dengan mengirimkan perwakilan ke Jawa. Namun, ambisi Mahapatih Gajah Mada yang hendak memenuhi Sumpah Palapanya, membuat dia berkeinginan menaklukan Padjajaran. 

BACA JUGA: 4 Mitos Gunung Gede Pangrango yang Masih Dipercaya Warga, Pendaki Jangan Gegabah

BACA JUGA: Mitos Air Terjun Tumpak Sewu: Konon Airnya Bisa Bikin Awet Muda Selamanya

Latar belakang mitos pernikahan Jawa-Sunda

Acara pernikahan yang seharusnya digelar justru beralih menjadi peperangan yang membuat kisah cinta berujung malapetaka. Dikarenakan tidak adanya persiapan dari pasukan Padjajaran maka pasukan yang maju tidak seimbang.

Gajah Mada juga menyebut Dyah Pitaloka sebagai upeti dari Padjajaran untuk Majapahit. Disebabkan oleh penghinaan ini maka Padjajaran memilih untuk melawan Majapahit. 

Dalam pertempuran yang kemudian terjadi di sebuah lapangan yang dikenal sebagai Lapangan Bubat, pasukan Majapahit akhirnya mengalahkan pasukan Padjadjaran. Ini membuat Padjajaran kalah telak melawan Majapahit. 

Dengan kekalahan yang terjadi, Dyah Pitaloka melakukan belapati atau bunuh diri untuk menjaga kehormatan Padjajaran. Pada akhirnya, pernikahan tersebut tidak pernah terlaksana.

BACA JUGA: Mitos dan Kisah Mistis yang Tersimpan di Balik Keindahan Destinasi Wisata di Semarang

BACA JUGA: Mitos Obyek Wisata Guci di Tegal, Jawa Tengah: Selalu Ramai di Malam Jumat Kliwon

Sejak saat itu, peristiwa Bubat menjadi legenda dan mitos yang dikenang dalam masyarakat Jawa dan Sunda. Mitos ini mencerminkan tragedi dari perang dan hubungan pahit antara dua kerajaan yang berbeda. 

Larangan yang masih tetap dijaga

Kategori :