Disampaikannya bahwa ketidakbenaran atau tindak perundungan harus dihilangkan, apalagi di dunia pendidikan, jangan sampai membudaya.
Tentunya harus ada pihak-pihak yang harus bertanggungjawab.
BACA JUGA: Dokter Aulia PPDS Undip Diyakini Kemenkes Alami Perundungan, Bukti Memberatkan Sudah Dikantongi
BACA JUGA: Pilu! Voice Note Curhat Dokter Aulia PPDS Undip Terungkap: Programnya Kacau-kacau, Pah
“Warga Tegal sepenuhnya bersama Kemenkes RI dan Polri, agar semuanya bisa terkuak. Menegakkan keadilan, transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi,” ujarnya.
Dr Tafakurrozak berharap, aksi IKBT BA menjadi penyemangat Kemenkes dan Polri untuk segera mengusut tuntas dan menangkap para pelakunya.
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan warga Tegal kepada Kemenkes RI dan Polri agar kasus yang menimpa dokter muda Aulia Risma Lestari yang merupakan warga asli Tegal diusut tuntas.
“Aksi ini murni diinisiasi oleh IKBT BA maupun warga Tegal perantauan yang ada di Jakarta yang memiliki waktu luang, aksi dilakukan mulai pukul 13.30 WIB, sebagai bentuk dukungan warga Tegal agar kasus yang menimpa dokter Aulia Risma Lestari diusut tuntas,” ujarnya.
Peserta aksi solidaritas ini membawa dan membentangkan spanduk dengan berbagai tulisan bentuk dukungan.
Tulisan tersebut di antaranya seperti, "IKBT BA mendukung langkah Kemenkes dan Polri usut tuntas kasus perundungan PPDS FK Undip Semarang."
"Kami bersama Kemenkes dan Polri usut tuntas kasus perundungan PPDS FK Undip," "Kemenkes bentuk task force agar penegakan hukum kasus perundungan PPDS secara terpadu dan satu atap."
Termasuk sejumlah tuntutan warga Tegal yang tergabung dalam IKBT BA di antaranya warga Tegal menginginkan law enforcement kasus perundungan PPDS FK Undip tanpa diskriminatif.
Warga Tegal tidak terima jika kematian dokter Aulia Risma Lestari sebagai korban namun justru pelaku disembunyikan.
Warga Tegal merasa tersinggung dan terhina dengan drama FK Undip dan praktik slavery yang melanggar Pancasila dan UUD 1945.