SLAWI, radartegal.id- Mengungkap sejarah, budaya dan legenda Tegal, Penulis Buku 'Te Tegal' Akhmad Zubaedi mengaku kerap menemui kesulitan dalam penggalian data. Hal itu disampaikannya saat ditemui Radar Tegal pada Sabtu, 29 Juni 2024.
Buku bersampul Gunung Slamet setebal 535 halaman yang merupakan karya terbarunya ini bakal melengkapi perbendaharaan buku sejarah tentang Tegal yang telah lebih dahulu ada. Menurutnya, buku Te Tegal: Antara Sejarah, Budaya, dan Legenda bakal menjadi oase dalam kepenulisan sejarah Tegal.
Penasaran dengan isinya? Simak hasil wawancara Radar Tegal dengan Akhmad Zubaedi tentang buku barunya tersebut.
Banyak sejarah Tegal yang perlu digali
Siang itu, penulis berjaket navy itu akhirnya tiba setelah menembus derasnya hujan yang mengguyur Kota Slawi. Dia adalah Akhmad Zubaedi, seorang pegiat sejarah yang dari tangannya terlahir buku Menyusuri Jejak-Jejak Tegal, Melihat Sejarah Tegal dari Sisi Kolonial dan Nusantara, serta yang baru diluncurkan, Te Tegal: Antara Sejarah, Budaya, dan Legenda.
BACA JUGA: Stasiun Bersejarah Tegal Bakal Direvitalisasi dengan Anggaran Rp 8,22 Miliar
\Zubaedi memulai ceritanya kepada Radar Tegal setelah memesan minuman. Pria 33 tahun itu menjelaskan dirinya konsisten menulis buku tentang Tegal karena masih banyak sejarah Tegal yang perlu digali.
Sehingga, dirinya pun merasa tertantang. Terlebih, buku sejarah Tegal seperti Tegal Sepanjang Sejarah karya Soemarno BA Dkk dan Tegal dari Masa ke Masa karya R Suputro tidak lagi disebarluaskan.
Selain terkait sejarah dan budaya Tegal, informasi tentang bangunan peninggalan-peninggalan masa lalu seperti Gedung SCS, Stasiun Tegal, Gedung DPRD, Lanal Tegal, hingga monumen dan situs lain di Tegal juga dia cantumkan dalam bukunya. Zubaedi berharap masyarakat tidak melupakan sejarah daerahnya sendiri.
BACA JUGA: Sejarah Masjid Agung Tegal Terangkum di Sini, Berikut Hasil Bedah Bukunya
BACA JUGA: Naik! Anggaran Bantuan Buku Perpustakaan Kabupaten Tegal Tahun 2024 Capai Rp5,4 Miliar
“Dengan menghargai sejarah, otomatis menghargai para leluhurnya,” ucap ayah dari Akhmad Fattah Dasendria itu.