TEGAL, radartegal.id - Sosok Kapten Ismail yang namanya abadi sebagai nama salah satu jalan di Kota Tegal menyimpan sejarah penting terkait perjuangan melawan penjajah. Seperti peribahasa gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, Kapten Ismail benar-benar hanya meninggalkan nama.
Setelah gugur dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan, sosok Kapten Ismail seolah terkubur bersama jasadnya. Lalu, siapa sebenarnya Kapten Ismail?
Sosok Kapten Ismail tentu sangat akrab di telinga masyarakat Kota Tegal maupun siapa saja yang beraktivitas di Kota Bahari. Namanya merupakan nama salah satu jalan yang sejajar dengan figur-figur pahlawan lain yang juga dijadikan sebagai nama jalan di Kota Metropolis.
Nama Kapten Ismail sejajar dengan tokoh pahlawan nasional seperti Jenderal Soedirman, Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Gatot Subroto, dan lainnya.
BACA JUGA: Jadi Nama Jalan di Tegal, Kapten Ismail Pernah Pimpin Serangan dan Buat Belanda Kocar-kacir
BACA JUGA: Misteri Nyai Ronggeng di Jalan Kapten Ismail Kota Tegal, Larangan Penganten Baru Lewat Jalan Ini
Berbeda dengan nama-nama besar itu, sosok Kapten Ismail cukup misterius. Di Kota Tegal tidak ditemukan keluarga maupun kerabat, sehingga asal-usulnya masih menjadi tanda tanya sampai sekarang
Untuk mengungkap sosok Kapten Ismail, Radar Tegal mencoba menemui anak keempat dari almarhum Achmad yang juga menjadi penyunting buku Tegal Berjuang, Sisdiono Achmad. Radar Tegal bertandang ke rumah Sisdiono yang lokasinya berada di Jalan Sakura, Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Jumat, 21 Juni 2024 lalu.
Sehubungan dengan sosok Kapten Ismail, Sisdiono menyampaikan dirinya puluhan tahun lalu pernah didatangi orang asal Bandung yang mengaku keluarga dari Kapten Ismail. Orang itu mencari Sisdiono setelah membaca buku Tegal Berjuang. “Bapak dari orang itu mengaku kakak dari Kapten Ismail,” ucap Sisdiono saat ditemui di kediamannya.
Sayangnya Sisdiono sudah tidak lagi menyimpan nomor telepon orang tersebut, karena tersimpan di telepon genggam lama dan telah rusak. Sisdiono menduga Kapten Ismail berasal dari Jawa Barat, seingatnya, diperkirakan Cimahi. “Berasal dari Cimahi. Saat menjadi Komandan Kompi, Kapten Ismail masih bujangan, berumur sekitar 30 tahun,” tutur Sisdiono.
BACA JUGA: Penggantian Nama Jalan Tol Japek II Elevated Diprotes, DPR: Jujur, UEA Tak Miliki Kaitan Apa-apa
Selain Sisdiono, Radar Tegal juga mengunjungi kediaman Mubarok yang berlokasi di Jalan Kalibuntu, Kelurahan Mangkukusuman, Kecamatan Tegal Timur, Rabu, 26 Juni 2024. Mubarok merupakan anak kelima dari almarhum Kapten Muchsin, yang dulu menjabat Kepala Staf dan merupakan atasan Kapten Ismail di Batalyon TNI 52 Brigade X/III.