SLAWI, radartegal.id- Hampir setiap kota atau daerah yang berada di Indonesia pasti memiliki sejarah asal-usul nama dan keberadaannya. Tak terkecuali dengan Kota Slawi. Kota yang memiliki luas sekitar 13,64km ini ternyata memiliki keunikan sejarah asal-usul namanya.
Memiliki sejarah unik dalam asal-usulnya, ada beberapa tugu poci yang terpajang di Kota Slawi. Daerah ini memang terkenal dengan aroma teh yang semerbak. kota yang terkenal dengan aroma teh tersebut ternyata merupakan Ibu Kota kabupaten Tegal yang diresmikan pada tanggal 24 Januari 1989.
kota yang Sudah ada sejak ratusan tahun silam konon asal-usul riwayat Kota Slawi sezaman dengan kehidupan tokoh Ki Gede Sebayu yang berhasil mendirikan Tetegal pada awal tahun 1600-an.
Keunikan Namanya pun bermula dari tokoh Ki Gede Sebayu tersebut. Ingin tau lebih lanjut asal-usul Kota SLawi? Berikut informasi mengenai asal-usul Kota Slawi. Simak sampai selesai.
BACA JUGA: Sejarah Monumen GBN di Slawi, Jejak Penumpasan Gerakan DI/TIII di Tegal dan Sekitarnya
Asal-usul Kota Slawi
Dikisahkan bahwa salah seorang anak putri Ki Gede Sebayu yang bernama Nini Dwijayanti memang terkenal cantik, cerdas, dan cekatan. Kegemarannya menunggang kuda membikin banyak orang semakin kagum.
Konon, kalau Nini Jayanti sedang di atas pelana kuda kesayangannya akan tampak seperti bidadari yang turun dari langit biru. Jadi, wajarlah bila namanya populer di kalangan masyarakat. Wajar juga banyak pemuda atau perjaka yang ingin menyuntingnya.
Ki Gede Sebayu sering didatangi utusan yang menanyakan keadaan Nini Jayanti. Ada yang berterus terang ingin melamar, ada juga yang hanya sekadar mencari-cari keterangan. Pendek kata, Ki Gede Sebayu harus melayani banyak orang yang sama-sama berharap dapat menyunting Nini Jayanti.
BACA JUGA: Menelusuri Asal Usul Gunung Batur, Legenda Kebo Iwa dan Fakta Ilmiahnya
BACA JUGA: Asal Usul Tari Topeng Endel Tegal, Pesona Warisan Budaya Sakral yang Mengagumkan
Ternyata hal itu menimbulkan kerepotan sebab keputusan bukan di tangannya sendiri. Jadi, tidaklah gampang menjawab atau menolaknya.
Akhirnya diputuskan sayembara yang dilaksanakan pada hari Jum’at Kliwon setelah sembahyang Jum’at. Tibalah pada hari yang ditentukan.