radartegal.id - Mantan delegasi Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Nikki Haley, kembali menjadi sorotan publik internasional. Baru-baru ini, Haley terlihat menuliskan pesan dukungan terhadap Israel pada sebuah rudal yang hendak diluncurkan.
Rudal-rudal tersebut dilaporkan akan ditembakkan ke sasaran Hizbullah di Lebanon Selatan. Menurut laporan dari youtube Al Jazeera English, Kamis 30 Mei 2024. Foto yang menjadi viral di media sosial itu diambil saat kunjungan Haley ke Israel pada, Selasa 28 Mei 2024.
Dalam kunjungan tersebut, Haley menegaskan bahwa mayoritas rakyat Amerika Serikat mendukung Israel. Foto kontroversial ini dibagikan oleh Danny Danon, anggota Knesset, melalui akun Instagram pribadinya.
Dalam foto tersebut, Haley tampak berjongkok sambil menuliskan pesan di salah satu rudal. Diketahui bahwa Haley menulis kalimat "Finish Them" atau "Habisi Mereka".
Selain itu, Haley juga menambahkan pesan bahwa Amerika Serikat selalu mencintai Israel di akhir pesannya. Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB itu bahkan terang-terangan menuliskan namanya di rudal tersebut.
Aksi Haley ini mendapat berbagai reaksi dari publik. Sejumlah petinggi Israel memberikan dukungan dan pujian atas tindakan Haley tersebut.
Namun, tindakan ini juga menuai kritik dari berbagai pihak yang menganggapnya sebagai provokasi dan tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang mantan diplomat tinggi.
BACA JUGA: Apa yang Akan Terjadi Usai Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal Dunia? Nasib Israel di Ujung Tanduk
Latar belakang kunjungan Haley ke Israel
Kunjungan Nikki Haley ke Israel bukanlah yang pertama. Selama menjabat sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Haley dikenal sebagai pendukung kuat Israel. Haley sering kali vokal dalam menyuarakan dukungannya terhadap negara tersebut di forum-forum internasional.
Dalam kunjungan kali ini, Haley bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Pertemuan ini membahas berbagai isu keamanan regional, termasuk ancaman dari Hizbullah di Lebanon Selatan.
Respons publik dan internasional