Berdiri Sejak Tahun 1931, Begini Sejarah Berdirinya Bangunan Waterleideng Tegal

Jumat 24-05-2024,12:02 WIB
Reporter : Yanuar Eko Bahari
Editor : Khikmah Wati

TEGAL, radartegal.id- Kota Tegal adalah kota yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah dan peninggalan-peninggalan zaman kolonial dengan beberapa bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Salah satunya bangunan menara air PDAM atau bangunan Waterleideng Tegal.

Dalam buku Profil Bangunan Cagar Budaya Kota Tegal disebutkan jika bangunan Waterleideng Tegal sudah berdiri tegak sejak tahun 1931. Berdiri tegak menjulang ke langit, bangunan ini menyerupai menara Pisa dan tepat di atas pintu menara ini tertulis Anno 1931.

Bangunan Waterleideng Tegal menjadi bukti infrastruktur Kota Tegal yang dikenal sebagai gementee Tegal dalam menyediakan suplai air bersih bagi masyarakat Tegal saat itu. Dibangun oleh Tower Waterleideng beedrif of Province Midden Java sebagai implementasi pelaksanaan politik etis yang dirancang tahun 1917.

Sejarah menarik pada bangunan Waterleideng Tegal yakni pengibaran bendera merah putih di Menara Waterleiding atau yang kini dikenal dengan Menara PDAM. Simak sejarahnya sampai selesai.

BACA JUGA: Sejarah Tegal yang Istimewa dengan Juru Demung Ki Gede Sebayu Penuh Perjuangan, Ini di Balik Kisahnya

BACA JUGA: Mengenal Waterleiding Kota Tegal Bangunan Bersejarah Tahun 1931 pada masa Kolonial Belanda

Sejarah bangunan waterleideng Tegal

Bangunan waterleiding Tegal yang memiliki struktur menara ini mempunyai keunikan dan memiliki ketinggian 30 meter, luas bangunan 95 meter, dan luas tanah mencapai 4.058 meter. Sementara itu, panjang bangunan berdiameter 11 meter dan lebar bangunan berdiameter 11 meter.

Tinggi bangunan waterleiding Tegal ini adalah 42 meter yang terbagi menjadi 5 lantai. Untuk banyaknya jumlah lantai bisa terlihat dari luar. Untuk lantai pertama dan kedua menggunakan tangga spiral dengan anak tangga yang terbilang kecil.

Di lantai 3 hingga lantai 4 menggunakan tangga vertikal yang setiap lantainya berjarak 6 meter. Menaiki lantai terakhir (lantai 5), kondisinya sangat berbeda dengan lantai sebelumnya.

Lorong vertikal yang sedang menuju ke atas tidak terlalu lebar, panjangnya juga sekitar 16 meter.  Cukup melelahkan. Namun sesampainya di ujung tangga, angin sejuk langsung mengobati rasa lelah.

Karena memang bukan tempat untuk umum, suasana roof top tidak begitu terawat. Hanya terdapat beberapa antena televisi dan LED display yang akan menyala di malam hari.

BACA JUGA: Sejarah Penemuan Mata Air Panas Guci Tegal yang Sekarang jadi Pusat Wisata Pemandian

BACA JUGA: Sejarah Taman Pancasila Kota Tegal, Ternyata Punyai Nama Asli Taman Wilhelmina

Kategori :