Ramalan Prabu Jayabaya tentang Pulau Jawa, Nasibnya Bakal Seperti Ini

Selasa 21-05-2024,15:41 WIB
Reporter : Devan Aditya Pratama
Editor : Khikmah Wati

Radartegal.id - Sejak berabad-abad silam, sosok Prabu Jayabaya dari Kerajaan Kediri selalu lekat dengan berbagai ramalan yang konon mampu menembus batas waktu. Salah satu ramalan Prabu Jayabaya yang paling terkenal adalah tentang nasib Pulau Jawa di masa depan, yang konon akan "berkalung besi" dan terbelah menjadi dua.

Ramalan tentang "Pulau Jawa berkalung besi" ini banyak diinterpretasikan sebagai pertanda kemajuan teknologi. Di mana Jawa akan dihiasi oleh jalur kereta api yang membentang dari ujung ke ujung.

Interpretasi ini diperkuat dengan fakta bahwa pembangunan kereta api di Jawa memang dimulai pada masa penjajahan Belanda, dan hingga saat ini, rel kereta api masih menjadi tulang punggung transportasi di pulau tersebut.

Namun, di sisi lain, terdapat pula interpretasi yang lebih kelam, yang mengasosiasikan "kalung besi" dengan bencana alam dahsyat yang akan melanda Jawa. Bencana ini diyakini akan menyebabkan pulau tersebut terbelah menjadi dua bagian.

BACA JUGA: Akankah Pulau Jawa Benar-benar Terbelah Menjadi Dua? Begini Ramalan Jayabaya soal Mitos Gunung Slamet

BACA JUGA: Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Meningkat, Apakah Ramalan Jayabaya soal Nasib Pulau Jawa Akan Terjadi?

Interpretasi ini didasarkan pada sejarah Jawa yang memang rawan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi. Lalu, manakah interpretasi yang lebih tepat? Benarkah Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua akibat bencana alam?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menelusuri lebih dalam makna ramalan Prabu Jayabaya. Perlu diingat bahwa ramalan-ramalan ini umumnya disampaikan secara simbolik dan puitis, sehingga interpretasinya bisa beragam dan terbuka untuk berbagai penafsiran.

Mencari Jawaban di Balik Simbolisme

Salah satu pakar budaya Jawa, Prof. Dr. Purwadi, M.Hum., mengemukakan bahwa ramalan Prabu Jayabaya tidak dimaksudkan untuk dibaca secara harfiah. Menurutnya, "kalung besi" dapat diinterpretasikan sebagai simbol kemajuan, sekaligus juga peringatan tentang potensi bahaya yang menyertainya.

"Teknologi, seperti kereta api, memang membawa kemajuan dan kemudahan bagi manusia. Namun, di sisi lain, teknologi juga dapat disalahgunakan dan berakibat fatal," jelas Prof. Purwadi.

BACA JUGA: Mitos Pulau Jawa akan Tenggelam, Prabu Jayabaya Ramalkan Tsunami Setinggi 29 Meter

BACA JUGA: Benarkah Sosok Raja Kediri Jayabaya Digambarkan Sebagai Titisan Dewa Wisnu? Cek Faktanya

Kategori :