RADAR TEGAL- Kelompok karawitan Lembah Manah kembali terlibat dalam prosesi Kirab Pataka Peringatan Hari Jadi Kabupaten Tegal yang ke-423. Dalam momen tersebut, kelompok kesenian ini sengaja mengajak pengrawit muda untuk ambil bagian.
Kelompok karawitan Lembah Manah bersama pengrawit muda memanfaatkan momentum kirab Pataka Tombak Kyai Plered berikut Pakta Integritas untuk unjuk kebolehan.
Masyarakat Kabupaten Tegal seakan kembali dibawa bernostalgia dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Tegal seperti tahun sebelumnya. Kelompok karawitan Lembah Manah asuhan Kanjeng Raden Aryo Tumenggung (KRAT) Brahmono Weko Pujiono Karyodipura ST, M.Eng memang sengaja hadir dengan formasi regenerasi pengrawit muda.
Berdiri September 2021, Kelompok Karawitan Lembah Manah ini berupaya menjaga atau nguri-nguri budaya karya agung leluhur.
BACA JUGA: Usai Penyerahan, Kirab Pataka dari Pedepokan Purbaya Digelar Bersama Parade Gunungan Hasil Bumi
"Selebihnya dari media seni karawitan ini kami ingin anak muda terpanggil untuk mempelajari filosofi gamelan dengan fungsi perangkat - perangkatnya, dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari," ujarnya, Kamis, 15 Mei 2024.
Pria yang kini juga dipercaya mengemban amanah sebagai Dirut Perumda Air Minum Tirta Ayu Kabupaten Tegal tersebut juga menyebut lewat media seni karawitan ini diharapkan bisa menaikkan kesadaran spiritual yang lebih bermanfaat, selaras harmoni dengan sesama dan alam semesta.
"Lembah Manah mengandung arti hati yang luas, ikhlas menerima dan menampung apapun dan siapapun dalam kebersamaam pembelajaran kehidupan, untuk mencapai kedamaian dan keteduhan hari. Muaranya menuju keselamatan hakiki pada samudra Illahiah," jelasnya.
Dalam asuhan Ki Sunardi dan Ki Anom Kurdo Winanto, pengrawit muda yang tak lain adalah anak-anak muda yang kesehariannya berkecimpung di pelayanan air minum tersebut digembleng secara kontinyu seminggu dua kali setiap Selasa dan Kamis malam di Paseban Lembah Manah belakang SMAN 2 Slawi.
Tidak kurang dalam setahun mereka kini sudah mahir memainkan irama gamelan, dan sekaligus menjadi bukti bahwa anak muda Slawi masih ada yang bisa dan cinta terhadap peninggalan adiluhung nenek moyangnya.
Beragam gending sudah dikuasai pengrawit muda Kelompok Karawitan Lembah Manah tersebut. Seperti gending Lembah Manah, Manyar Sewu, Singo Nebah, Mbokyo Mesem, Dara Muluk, hingga Ricik - Ricik.
"Butuh keuletan dan kesungguhan dari pengrawit untuk bisa menguasai gending-gending tersebut," ungkapnya. (*)