RADAR TEGAL - Usai mendapatkan laporan adanya sumur warga RT 04 RW X Mintaragen Tegal Timur yang mendadak keruh, DinS Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah mendatangi lokasi secara langsung. Kedatangan mereka, juga menggandeng tim dari laboratorium untuk memastikan penyebabnya.
Pada kesempatan itu, DLH Jateng juga sempat memberikan teguran dan sentilan terhadap pengelolaan limbah di dua Pabrik yang ada di wilayah Mintaragen Tegal Timur Kota Tegal. Kedatangan mereka juga untuk mengambil sampel air sumur warga yang keruh untuk diteliti.
Salah satu pengawas lingkungan dan limbah DLH Provinsi Jateng, Dida mengatakan kedatangan pihaknya itu, untuk mengambil sampel air sumur yang katanya keruh dan bau. Dirinya juga membenarkan, jika saat ini Perusahaan Obat Nyamuk Kingkong di Kota Tegal merupakan pengawasan pihaknya.
"Itupun peralihan kewenangan baru saja dilaksanakan pada 2024 ini. Karena sebelumnya merupakan DLH Kota," bebernya.
BACA JUGA: Air Sumur Warga di Tegal Mendadak Keruh dan Berbau Tidak Sedap, Tercemar Limbah Pabrik?
Menurut Dida, Tim DLH datang ke sini, untuk mengecek air sumur warga yang katanya keruh dan bau. Sehingga, guna memastikan pihaknya datang untuk melakukan pengecekan.
"Jadi sekarang tugas kami, datang ambil sampel air warga dan mengecek ke lokasi pabrik," bebernya.
Salah satu warga yang sumurnya keruh dan bau Bowo, mengaku laporan yang ditujukan ke DLH Kota Tegal itu berawal dari kondisi air sumurnya yang mendadak keruh dan bau tak sedap. Dirinya juga hanya ingin tahu, apakah air sumurnya tercemar limbah pabrik atau tidak.
"Saya hanya ingin memastikan saja. Sebab kondisi sumur saya itu, hampir dirasakan oleh lingkungan di sini. Meski kasusnya berbeda-beda," jelasnya.
BACA JUGA: Dikeluhkan Karena Keruh dan Bau, Tim Laboratorium DLH Kota Tegal Tes Kualitas Air Sumur Warga
Menurut Bowo, dirinya tidak pernah menuduh pabrik obat nyamuk Kingkong atau Pabrik Sabun Selendang sebagai penyebab keruhnya air sumur. Sebab dirinya tidak bisa membuktikan secara otentik apalagi secara laboratorium.
"Kami sebagai warga Masyarakat hanya ingin tahu, sumurnya ini kenapa. Kemudian jika memang ada faktor lain, apakah ada solusinya. Sebab, air sumur menurut kami adalah sumber kehidupan yang harus dijaga," bebernya.
Sementara saat melakukan pemantauan limbah di Pabrik Sabun, wartawan atau warga dilarang untuk mengambil sebuah gambar maupun video. Pegawai pabrik itu juga secara tegas, melarangnya.
"Yang boleh mengambil gambar hanya DLH saja. Mohon maaf, bapak dilarang ambil gambar atau video meski sudah izin ikut ke dalam pabrik," ungkap pegawai pabrik.
BACA JUGA: Sumur Warga yang Keruh dan Bau di Kota Tegal Akhirnya Dicek DLH, Perwakilan 2 Pabrik Dilibatkan