RADAR TEGAL - Harga bawang merah di tingkat petani saat ini sudah menyentuh angka Rp 40 ribu sampai 50 ribu per kilogram. Sedangkan harga di pasar-pasar tradisional mencapai Rp 80 ribu per kg.
Bahkan untuk harga di Pasar Kramatjati, Jakarta sudah menyentuh Rp 86 ribu per kg. Tingginya harga bawang merah ini memicu maraknya aksi pencurian bawang merah di Kabupaten Brebes. Petani dari sejumlah desa di Kabupaten Brebes mengeluhkan banyaknya aksi pencurian bawang merah di tengah harga yang melambung tinggi.
Menurut petani, aksi pencurian terjadi pada malam hari saat para petani lengah tak menunggui lahan tanaman bawang merah miliknya yang hampir dipanen. Saat pagi harinya, mereka sudah mendapati sebagian tanaman bawang merah di sawahnya hilang.
Petani asal Desa Desa Luwungbata Kecamatan Tanjung, Sunar mengaku hasil panen bawang merahnya dicuri saat dijemur di dekat sawahnya. Ia kehilangan kurang lebih 100 kilogram atau satu kwintal imbas dari aksi pencurian itu.
BACA JUGA: 2.339 Ha Tanaman Bawang Merah Puso, ABMI Pastikan Stok Tetap Aman
Selain bawang merah, ada juga petani lain yang kehilangan padi yang baru dipanen.
"Kurang lebih ada satu kwintal yang diambil saat dijemur. Saat itu, sedang bawang sedang dijemur di sawah habis panen. Terus beberapa hari memang tidak menengok disawah karena kurang enak badan. Setelah di tengok, ternyata sudah hilang hampir satu kwintal," kata Sunar saat dikonfirmasi, Rabu 24 April 2024.
Petani lain, Ani menyebutkan, dirinya sempat menjual bawang merah merah dikisaran Rp28 ribu per kilogramnya sebelum lebaran. Namun, setelah lebaran dirinya menjual bawang merahnya dengan harga Rp11 ribu karena ukurannya lebih kecil.
"Kalau sebelum lebaran itu saya jual Rp28 ribu per kilo, saat itu harga sedang mulai naik. Dan kemarin, setelah lebaran dijual dengan harga lebih murah karena kondisi bawang yang memang kurang sehat karena kurang air," jelasnya.
BACA JUGA: Stok Melimpah, Harga Bawang Merah di Brebes Anjlok, Ada yang Hanya Rp5.000 per Kilogram
Ani menyebutkan, saat ini banyak petani bawang merah yang memilih untuk menjaga tanaman bawang merahnya di sawah. Ini mengantisipsi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Saudara saya saja ada yang sampai jaga di sawah. Saat ini bawang merah miliknya sudah panen dan dijemur di sawah untuk bibit. Jadi, dia rela menjaganya di sawah," ucapnya.
"Ada juga warga lain yang menjaga bawang merahnya yang belum panen. Karena memang tanaman bawang merah petani tersebut bagus, jadi dia rela menjaganya di sawah. Karena, memang sebelumnya juga petani itu pernah kehilangan padi yang sedang di jemur," tukasnya. (*)