Menelusuri Jejak Sejarah dan Mitos Situs Watu Gilang, Mengungkap Relief Misterius hingga Kendaraan Terbang

Sabtu 30-03-2024,11:40 WIB
Reporter : Devan Aditya Pratama
Editor : Teguh Mujiarto

RADAR TEGAL - Di antara rimbunnya pepohonan dan hamparan sawah yang luas, tersembunyi sebuah situs bersejarah yang menyimpan banyak misteri: Situs Watu Gilang. Batu besar berbentuk trapesium ini dihiasi relief-relief kuno yang menarik perhatian dan memicu rasa penasaran.

Mitos Situs Watu Gilang telah lama beredar di masyarakat. Konon, batu ini memiliki kekuatan magis dan menjadi tempat bersemayamnya makhluk gaib. Banyak cerita mistis yang beredar, mulai dari suara-suara aneh di malam hari hingga penampakan sosok-sosok misterius.

Sejarah Situs Watu Gilang masih diselimuti kabut misteri. Belum diketahui secara pasti siapa yang membangunnya dan apa fungsinya di masa lampau. Para arkeolog masih terus berusaha menguak rahasia di balik batu ini, menggali jejak-jejak peradaban masa lampau.

Menjelajahi mitos Situs Watu Gilang bagaikan membuka gerbang ke dunia lain. Di sini, pengunjung dapat merasakan atmosfer magis yang kental dan membangkitkan rasa ingin tahu. Setiap relief dan ukiran menyimpan cerita dan makna yang menunggu untuk dipecahkan.

Menelusuri Jejak Sejarah dan Mitos 

Terletak di Dusun Candi Karang, Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Situs Watu Gilang menyimpan segudang misteri dan cerita rakyat yang menarik untuk ditelusuri.

Situs ini terdiri dari dua batu besar yang dipahat dengan relief-relief rumit dan sarat makna, mengundang rasa penasaran para pengunjung untuk menjelajah lebih dalam.

Singgasana Raja

Salah satu mitos Situs Watu Gilang yang paling terkenal adalah bahwa batu ini dulunya merupakan singgasana raja pertama Mataram Islam, Panembahan Senopati. Konon, batu ini digunakan oleh Panembahan Senopati untuk memimpin kerajaan dan memantau wilayahnya. Relief-relief yang terukir pada batu dipercaya sebagai simbol kekuatan dan kejayaan Mataram Islam.

Tempat Peristirahatan

Selain sebagai singgasana raja, Situs Watu Gilang juga dipercaya sebagai tempat peristirahatan para musafir. Batu ini cukup besar dan datar, sehingga ideal untuk duduk dan beristirahat sejenak dari perjalanan yang panjang.

Pada masa lampau, banyak musafir yang singgah di situs ini untuk melepaskan lelah dan menikmati suasana yang tenang.

Kendaraan Terbang

Salah satu relief yang menarik perhatian di Situs Watu Gilang adalah gambar kuda bersayap. Dalam mitologi Jawa Kuno, kuda bersayap dikaitkan dengan kisah kuda Uccaihsrawa, tunggangan Dewa Indra.

Relief ini memicu spekulasi tentang kemungkinan pengetahuan masyarakat Jawa kuno tentang kendaraan terbang.

Kategori :