"Kasihan lihat anak saya yang satu ini. Kondisinya seperti ini, kadang sedih," ungkap nenek Desti saat ditemui di rumahnya, Jumat 19 Januari 2024.
Kerabat Karto, Wastri menceritakan, Karto sebelumnya bekerja di Jakarta. Tak lama pulang merantau, Karto sering marah-marah karena permasalahannya. Gangguan mentalnya makin parah hingga mengalami depresi berat.
"Malah orangnya pintar mengaji. Tapi sekitar tahun 2008 dia mulai mengalami gangguan jiwa hingga sering mengamuk. Sebelum lumpuh juga sering mengamuk," ujarnya.
Dia menuturkan, hasil pernikahan dengan mantan istrinya Karto memiliki anak yang saat ini berusia 17 tahun. Dan saat ini anaknya tinggal bersama sang ibu.
BACA JUGA: Berkeliaran di Wilayah Perkotaan Brebes, Dinsos dan Satpol PP Razia ODGJ
"Anaknya sering nengok ke sini. Anaknya sekarang sudah kerja," imbuhnya.
Sementara untuk makan sehari-hari, sang nenek memberikan makan kepada Karto. Kadang, para tetangga juga memberinya makan.
"Kalau buang air ya di tempat itu juga. Nanti yang membersihkan ibunya," terangnya.
Kepala Dusun Pangebonan, Desa Bandungsari Angsorul mengatakan, Karto sudah beberapa kali menjalani pengobatan tetapi kondisinya tetap tak berubah. Petugas kesehatan dari puskesmas setempat juga sering memeriksa kondisi dan memberi obat untuk Karto.
BACA JUGA: Terekam CCTV, Pria Diduga ODGJ di Brebes Viral usai Panjat Pagar dan Ambil Baju Dalam Perempuan
"Kondisinya tidak berubah. Jadi kami berharap Karto bisa dibantu pemerintah untuk dibawa berobat ke rumah sakit," terangnya.
Dia menuturkan, nenek Desti sempat menerima bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai dari Dana Desa. Namun untuk bantuan PKH, sudah beberapa tahun ia dicoret dari daftar penerima.
"Sekarang sama sekali tidak ada bantuan. Tapi tahun ini kami usulkan untuk terima BLT dari Dana Desa. Kalau rumah yang sekarang sedang dibangun dari gotong royong warga dan untuk materialnya hutang di toko. Nanti setelah bantuan rehab rumah dari Dana Desa cair nanti untuk bayar hutang material," tegasnya.
Angsorul menjelaskan, Karto waktu 2014 masih ada KTP lama, namun waktu akan rekam KTP elektrik tidak bisa karena kondisinya. Akhirnya sampai saat ini Karto tidak punya KTP, namun memiliki Kartu BPJS.
"Karena tidak ada KTP elektrik jadi tidak dapat bantuan. Baiknya memang dirawat di rumah sakit. Biar tidak merepotkan orangtuanya. Ya diobati, semoga bisa sembuh seperti biasa lagi," pungkasnya.(*)