BACA JUGA:Tradisi Turun Temurun, Upacara Panjang Jimat Digelar Keraton Kacirebonan untuk Peringati Maulid Nabi
4.) Puputan: Nama untuk Kesehatan dan Umur Panjang
Setelah 40 hari, orang tua menggelar tradisi Puputan, memberikan nama pada bayi dalam tasyakuran dan doa bersama. Harapan terkandung bahwa nama yang diberikan akan membawa kesehatan dan umur panjang. Uniknya, makanan berwarna coklat putih (dikenal sebagai merah putih) menjadi bagian dari ritual ini.
5.) Ngubur Ari-ari: Mengubur Plasenta dengan Hati-hati
Tradisi ini melibatkan penguburan ari-ari dengan penuh penghormatan dan kehati-hatian. Kakek atau orang tertua akan membawa ari-ari keliling rumah untuk kemudian menguburnya, menggambarkan rasa hormat yang tinggi terhadap ari-ari.
6.) Udun-udun Lemah: Tedak Sinten, Mengenal Dunia
Saat bayi mulai merangkak, orang tua melibatkan bayi dalam tradisi Udun-udun Lemah atau Tedak Sinten. Prosesi ini mencakup pemilihan barang oleh bayi, seperti kitab suci, uang, perhiasan, dan make up, dengan filosofi yang mendalam tentang takdir dan kehidupan.
BACA JUGA:Lestarikan Budaya Lokal, Penggiat Sintren, Hadroh, Srakalan Brebes Diminta Lakukan Ini
Itulah beberapa tradisi unik masyarakat Tegal dalam merayakan kehadiran anak sebelum dan sesudah kelahiran. Sebuah warisan budaya yang kaya makna, memberikan landasan spiritual dan nilai-nilai kehidupan kepada generasi mendatang.(*)