RADAR TEGAL- Meski sudah mendapat pendampingan dari Bank Indonesia (BI) Tegal, tetapi produksi bawang putih di Kabupaten Tegal merosot drastis. Bupati Tegal Umi Azizah menyebut ada permainan oknum yang menyebabkan hal ini terjadi.
"Kondisinya (bawang putih) saat ini lesu. Ada permainan oknum," kata Bupati Umi, saat menghadiri acara Pasar Tani 2023 dan Expo Wirausaha Pemuda Agribisnis di halaman kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KP Tan) Kabupaten Tegal, Selasa 24 Oktober 2023.
Dirinya tidak menampik, umbi bawang putih di Kabupaten Tegal memang kecil. Tidak sebesar bawang putih import.
Namun sebenarnya, aromanya lebih enak. Kendati begitu, bawang putih lokal tetap kalah dengan import.
BACA JUGA:Deretan 9 Manfaat Bawang Putih untuk Kesehatan Pria, Bisa Meningkatkan Kesuburan?
"Makanya sekarang jarang sekali petani (di Kabupaten Tegal) yang menanam bawang putih. Saya juga tidak menanam," aku Umi Azizah.
Bupati Umi mengakui, anjloknya produksi bawang putih itu karena pengaruh dari import. Sepertinya, ada oknum yang menyalahgunakan kewenangannya sehingga produksi bawang putih di Kabupaten Tegal tidak sesuai harapan.
Dia mengaku sangat kecewa dengan ulah oknum tersebut. Tahun 2015 lalu, para petani bawang putih yang berada di wilayah Kecamatan Bojong dan Bumijawa Kabupaten Tegal sepakat menanam bawang putih karena dijanjikan akan dibantu pemasarannya oleh pemerintah pusat melalui Bank Indonesia Tegal.
Namun sekarang, bawang putih lokal tertindas oleh bawang putih import yang harganya lebih murah dan lebih besar.
BACA JUGA:Tembus Rp38 Ribu per Kilogram, Harga Bawang Putih di Bumiayu Brebes Merangkak Naik
"Walaupun ada pendampingan dari BI, tapi tidak seperti dulu. Sekarang tidak maksimal. Kalau dulu kan langsung diterima oleh pihak ketiga. Hasil panennya langsung diterima oleh swasta. Tapi sekarang, lesu," kata Umi kecewa.
Bupati Umi berharap, pemerintah pusat supaya memberikan kebijakan yang propetani. Sehingga petani dapat meningkatkan hasil produksinya. Tidak hanya bawang putih, tetapi juga komoditas lainnya. Termasuk beras.
"Impor ini memang penyakit klasik. Kasihan petani," tandasnya.
Petani beralih ke bawang merah