RADAR TEGAL- Sejarah Brigif 4 Dewa Ratna di Kabupaten Tegal terungkap. Ihwal berdirinya Mako Brigif itu disampaikan saat Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 Brigif 4 Dewa Ratna yang digelar, Kamis 19 Oktober 2023.
Dalam sejarah singkatnya, ternyata sebelum ditempati untuk Mako Brigif Dewa Ratna, bangunan itu merupakan Pabrik Gula (PG) Dukuhwringin atau Suikerfabriek Doekoewringin.
Pabrik ini berdiri pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan didirikan oleh Colonel Theodore Lucassen pada tahun 1842. Tempat itu dibangun dengan sistem kontrak gula yang dikeluarkan oleh Menteri Koloni JC Baud.
Sejarah Dewa Ratna itu diungkap Komandan Brigif-4 Dewa Ratna (DR) Letkol Inf Imir Faishal SSos MIPol. Menurutnya, pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, PG ini pernah mengalami penjarahan dan pengrusakan.
BACA JUGA:Bermula dari Kandang Kerbau, Inilah Cikal Bakal Sejarah Kalibakung Tegal, Simak Kisahnya!
Sehingga beralih fungsi berubah menjadi pabrik tekstil yang dikelola oleh pemerintah Kekaisaran Jepang. Namun, hal itu tidak berlangsung lama.
Karena Jepang akhirnya kalah pada Perang Dunia II, setelah Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Sementara pada tahun 1957, PG yang menjadi bagian sejarah Dewa Ratna ini tidak terurus.
Kemudian secara resmi dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia.
"Beberapa tahun kemudian komplek pabrik ini terbengkalai dan bangunan utama pabrik dibongkar, dan beralih fungsi menjadi Markas Militer Brigade Infanteri (Brigif) 4 Dewa Ratna sejak tahun 1960," kata Danbrigif.
Dia mengungkapkan, terhitung sejak 1 Oktober 1961, ditetapkan sebagai Hari Lahir Brigif-4 Dewa Ratna.
Dewa Ratna bukan nama orang
Terkait dengan sejarah Dewa Ratna, terungkap juga jika Dewa Ratna itu bukanlah nama orang atau tokoh Nasional. Akan tetapi nama bunga sebangsa Cana.
Nama itu diambil dari sebuah mitos pedalangan (Ramayana).