RADAR TEGAL - Seorang siswi kelas VII SMP Ihsaniyah mengalami trauma hingga tidak mau masuk ke sekolah selama berhari-hari. Dia diduga menjadi korban perundungan di sekolah yang dilakukan teman-teman sekelasnya bahkan guru di sekolah swasta itu.
Ayah korban Gunawan mengatakan kasus dugaan perundungan di sekolah itu terungkap setelah anaknya menunjukan perilaku aneh. Suatu saat setelah pulang sekolah, anaknya tiba-tiba menjerit dan menangis seperti orang yang ingin berontak.
"Saya kemudian menanyakan kepada anak saya apa yang telah dialaminya. Dia menjawab, kalau mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari teman sekelasnya hingga gurunya,"katanya.
Menurut Gunawan, kasus dugaan perundungan di sekolah yang dialami putrinya bermula saat sekolah akan mengadakan kegiatan outbond. Kemudian, oleh sekolah siswa di bebani iuran untuk membeli jaket.
Baca Juga: Korban Perundungan di Cimanggu Cilacap Alami Patah Tulang Rusuk: Ibu Saya Sempat Pingsan
"Sehingga terkumpul uang sebanyak Rp1.950.000. Namun, sekitar 1 Oktober 2023 kemarin uang tersebut hilang dan belum ditemukan sampai saat ini,"katanya.
Beberapa saat sebelum kejadian kehilangan itu, kata Gunawan, anaknya mengeluhkan sakit sehingga saat istirahat hanya berada di kelas. Naas, saat anaknya tinggal di kelas itu, uang hasil iuran tersebut hilang.
Ironisnya, kata Gunawan, kebanyakan teman-temannya menuduh anaknya mengambil uang itu. Pasca kejadian itu, anaknya mendapatkan perundungan di sekolah.
"Bahkan, Wali kelasnya mendesak anak saya untuk mengakui telah mengambil uang tersebut. Padahal dia tidak melakukannya,"tegasnya.
Baca Juga: Viral Aksi Perundungan Siswa SMP di Cimanggu Cilacap, Tubuh Korban Memar di Beberapa Bagian
Hingga, kata Gunawan, anaknya merasa lelah untuk membela diri hingga akhirnya mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya. Pasca kejadian itu, anaknya pun mengalami trauma yang mendalam.
"Anak saya saat ini trauma karena diduga menjadi korban perundungan di sekolah. Bahkan, melihat seragam saja dia menolak sambil berteriak keras,"tandasnya.
Gunawan berharap, persoalan ini bisa diselesaikan segera. Sehingga, nama baik anaknya bisa pulih dan tidak mengalami trauma berkepanjangan.
Sementara Kepala SMP Ihsaniyah KotaTegal Andri Apriudin ketika dikonfirmasi terkait dugaan perundungan di sekolah enggan memberikan statmen. Bahkan, dengan nada angkuh dia menolak permintaan wawancara salah satu awak media.
"Tidak boleh, ini kan rumah saya. Jadi saya berhak menolak,"katanya seraya masuk ke salah satu ruangan. (*)