RADAR TEGAL- Bupati Tegal Umi Azizah dan Sekda Kabupaten Tegal Amir Makhmud serta sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemkab Tegal akhirnya menandatangani Masterplan Smart City di Kabupaten Tegal, Rabu 11 Oktober 2023.
Penandatanganan masterplan Smart City ini dilakukan pasca digelarnya Bimbingan Teknis (Bimtek) ke-4 di Hotel Bahari Inn Tegal, Selasa 10 Oktober 2023 hingga Rabu 11 Oktober 2023.
Kepala Diskominfo Kabupaten Tegal Nurhayati menjelaskan, dalam Masterplan Smart City ini ada enam program yang menjadi unggulan. Yakni untuk Smart Economy yakni UMKM Go Digital, Smart Government yakni MPP Satya Dahayu, Smart Living yakni RSUD Online, Smart Environment yakni Desa Merdeka Sampah, Smart Society yakni Yuh Sekolah Maning, dan Smart Branding yakni Kepo Sate Tegal.
“Smart city bisa terwujud jika semua OPD bisa komitmen dan satu tujuan,” tandasnya.
BACA JUGA:Tegal Cerdas, Wali Kota Dedy Yon Tantang OPD Aktif Wujudkan Smart City lewat Digitalisasi Pelayanan
“Agenda kita membangun Smart City Kabupaten Tegal benar-benar bisa terwujud. Milestone-nya jelas, target apa yang hendak kita bangun, kita capai dalam satu dimensi waktu ini jelas, terukur, dan realistis. Resource yang kita alokasikan, kita gunakan pun jelas, baik itu regulasi, keuangan ataupun sumber daya manusia, sehingga pemanfaatannya akan lebih efektif dan efisien,” kata Umi menjelaskan.
Bupati mengatakan, finalnya penyusunan Materplan Smart City ini telah memudahkan Pemkab Tegal dalam menyusun RPJPD tahun 2025-2045. Meski Masterplan Smart City baru dibuat, namun beberapa program unggulan sudah berjalan.
Seperti UMKM Go Digital sudah berjalan dengan jalinan kerjasama perusahaan mulai dari kualitas produk, pengemasan, pemasaran dan lainnya.
Umi berharap, penerapan kota pintar ini bisa bermanfaat sepenuhnya bagi masyarakat. Sebagian orang mungkin masih berpandangan kalau smart city ditandai dengan pemasangan alat-alat berteknologi tinggi seperti kamera pemantau di pusat keramaian, di tempat-tempat strategis seperti destinasi wisata ataupun persimpangan jalan.
BACA JUGA:Ingin Belajar Smart City ke Jateng, Pejabat Bontang Sengaja Temui Ganjar
“Jawabannya belum tentu. Sebab, tidak semua sumber daya aparatur di pemerintahan sudah bisa memanfaatkannya secara optimal kehadiran alat-alat yang mahal,” ujarnya.
Umi menyebut, kabupaten-kota yang menuju smart city, maka pelaksanaannya harus memenuhi sejumlah hal. Antara lain efisiensi, transparansi, kolaborasi, dan kontinuitas.
Efisiensi ini akan menunjukkan seberapa mampu layanan teknologi mempercepat warga mengakses layanan di pemerintah daerah.
Aspek transparansi diperlukan untuk menjawab keingintahuan warga akan kredibilitas dari berbagai program pemerintah yang dijalankan.
“Kolaborasi jangan sampai dilupakan. Pemerintah daerah tidak bisa bergerak sendiri, sehingga kerja sama dengan komunitas kreatif, pelaku usaha start-up digital sangat diperlukan untuk mempercepat pencapaian tahap demi tahap,” kata Umi. (*)