RADAR TEGAL - Heboh beredarnya buku LKS SD di Banyumas memuat gambar mirip kartu domino menjadi sorotan banyak pihak, salah satunya Anggota DPRD. Menurut wakil rakyat Banyumas, buku tersebut harus ditarik dari peredaran.
Alasannya, buku LKS SD bergambar mirip kartu domino itu membuat gaduh masyarakat. Karena gambar yang tertuang didalamnya memicu banyak tafsir.
Angota Komisi IV DPRD Banyumas Atik Luthfiyah, meminta buku LKS SD bergambar mirip kartu domino ditarik dari peredaran.
"Harusnya ditarik. Yang menulis kurang sensitif dengan masyarakat. Karena masyarakat semakin sensitif, pembuat naskah atau penerbit harusnya peka dan jangan membuat gaduh," tandanya.
BACA JUGA:Geger! Buku LKS SD di Banyumas Muat Gambar Kartu Domino dan Anak Main Gaple
Selain meminta penarikan buku LKS tersebut, Atik juga, mengimbau sekolah untuk lebih selektif dalam menggunakan buku ajar. Hebohnya buku LKS SD bergambar mirip kartu domino dan anak main gaple itu, menjadi bukti sekolah lalau dalam melakukan pengawasan.
Khususnya, sambung Atik, terhadap konten-konten serta muatan yang ada dalam buku Lembar Kerja Siswa atau LKS. Menurutnya, di era Kurikulum Merdeka, sumber belajar jangan hanya pada LKS, harus beragam.
"Penerapan kurikulum merdeka itu sumber belajar harus beragam. Jangan hanya LKS saja. Dan juga betul betul di cek, baik dari gambar dan juga soal-soalnya apakah memuat konten yang memunculkan persepsi liar," paparnya.
Ihwal adanya penolakan orang tua murid terhadap buku LKS tersebut, Atik menyatakan, itu hal yang wajar. Sebab para orang tua murid saat ini lebih kritis.
"Sudah benar kalau masyarakat wali murid protes, karena secara umum persepsi masyarakat terhadap semacam itu adalah alat perjudian," tegasnya.
Pilih alat peraga lain
Respon buku LKS SD bergambar kartu domino juga dilontarkan PGRI. Ketua PGRI Banyumas, Sarno mengatakan, setidaknya dalam pembelajaran bisa memilih alat peraga lain. Jangan pakai mirip kartu domino.
"Mestinya kita harus cermat. Tidak semua yang ada di sekitar kita dan lingkungan kita bisa dijadikan alat peraga dan alat pembelajaran di kelas. Pakai alat peraga yang lain. Tidak perlu pakai domino yang seperti itu, jadi unsur edukasinya harus tetap ada," ujarnya.
PGRI, tegas Sarno, akan memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, supaya buku LKS yang buat heboh itu ditarik dari peredaran.
"Itukan berpolemik di masyarakat. Harus lebih berhati-hati. Jangan membuat polemik, karena sudah banyak berpolemik," pungkasnya sebagaimana Radar Tegal lansir dari publikasi radarbanyumas.disway.id berjudul: Dewan Minta LKS Menyerupai Domino dan Kartu Remi Ditarik.