RADAR TEGAL - Masyarakat Jawa pasti sudah tidak asing dengan kehadiran tokoh Punakawan dalam cerita wayang. Tokoh Semar di Jawa sendiri merupakan pemimpin dari geng Punakawan tersebut.
Tokoh Semar di Jawa mempunyai tiga anak yang tercipta dari bayangannya, yakni Gareng, Petruk, dan Bagong. Keempatnya menjadi abdi dalem bagi tokoh-tokoh bangsawan, terutama dalam kisah Mahabharata versi Jawa.
BACA JUGA:3 Relief Candi Jago Konon Jadi Bukti Tertua Keberadaan Semar, Benarkah?
Wujud tokoh Semar di Jawa dan Punakawan lainnya biasa digambarkan sebagai disabilitas secara fisik. Namun, di balik kekurangan tersebut mereka justru menyimpan rahasia besar para raja Jawa.
Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 2 makna tokoh Semar di Jawa.
BACA JUGA:Relief Penuh Dualisme, Inilah 3 Kisah Magis Era Akhir Majapahit di Candi Surowono
2 Makna tokoh Semar di Jawa
1. Simbol prestise kebangsawanan
Di candi induk Jago, ada relief Punakawan atau abdi yang berbadan bulat dan bersama Rahwana. Sementara itu, di Candi Surowono, Kediri, mereka setia menemani Arjuna di relief Arjunawiwaha, dengan tingkah konyolnya.
Di Candi Tegowangi beda lagi, terdapat relief Sudamala, kisah tentang Sadewa yang meruwat Durga Ranini hingga terbebas dari kutukan dan kembali secantik bidadari. Punakawan turut hadir menemani Sadewa.
BACA JUGA:2 Keunikan Candi Tegowangi, Keterikatan dengan Dunia Bawah dan Kisah Ruwat
Jika diperhatikan, Dewi Kunti punya abdi perempuan bertubuh bulat, Resi Tambapetra diiringi sosok cebol, hingga Durga Ranini pun ditemani siluman cebol. Kisah yang sama juga dipahatkan di Candi Sukuh.
Di Jawa Kuno, abdi-abdi cebol menjadi prestise kebangsawanan. Kehadiran mereka, baik dalam relief maupun arca, membuktikan bahwa candi tersebut dibuat oleh kalangan istana.
BACA JUGA:Candi Penataran Dijuluki Candi Negara, Ternyata Dibangun oleh 5 Raja Ini
2. Sumber kekuatan rahasia para raja Jawa