Keberadaan makhluk tak kasat mata ini diyakini nyata karena beberapa pendaki mengatakan jika mereka merasa tas yang dibawa terasa sangat berat. Padahal, beban di dalamnya tergolong ringan atau tidak ada sama sekali.
Apabila sudah "digendongi" makhluk ini, para pendaki harus meminta maaf kepada hantu gendong dengan alasan tidak dapat mengantarnya keluar. Sebab, jika tidak meminta maaf, beban tas akan terasa semakin berat serta berpotensi menyebabkan si pendaki tertinggal dan bahkan hilang.
3. Naga Raksasa
Selain orang pendek dan hantu, masyarakat setempat juga meyakini bahwa ada sesosok naga raksasa yang mendiami kawasan Gunung Kerinci. Alkisah, hiduplah sepasang saudara kembar yatim piatu bernama Calungga (kakak) dan Calupat (adik).
Suatu hari, Calungga berburu sendiri ke hutan. Dalam perburuannya, ia menemukan sebutir telur besar. Tanpa memberitahu kembarannya, Calungga memakan telur tersebut.
Setelah mengonsumsi telur tersebut, muncul sisik di emas di sekujur tubuh Calungga. Badannya menjadi memanjang dan dirinya pun berubah menjadi seekor naga raksasa.
Menurut cerita rakyat setempat, sisa perputaran badan Calungga yang besar itu menciptakan Danau Bento. Sementara itu, semburan apinya memunculkan Sungai Muara Angin.
4. Larangan Jam 12
Mitos Gunung Kerinci berikutnya adalah larangan jam 12. Orang Kerinci percaya bahwa jam 12 siang merupakan waktu di mana makhluk yang mendiami Gunung Kerinci memakai air di kawasan tersebut.
Karena sedang digunakan, maka manusia tidak disarankan untuk mandi, minum, ataupun main air saat jam 12 siang. Kalau masih nekat melakukannya, maka orang tersebut akan mengalami sakit perut setelah jam 12.
5. Pohon Bolong
Jika traveler melakukan pendakian ke Gunung Kerinci, kalianakan menemui Pohon Bolong. Sesuai namanya, pohon tersebut memiliki lubang besar yang berada di jalur kanan pendakian, yakni antara jalur pos II menuju shelter I.
Ada mitos yang beredar tentang pohon ini. Dipesankan kepada para pendaki untuk tidak berhenti untuk makan, buang air, ataupun berfoto ketika melihat Pohon Bolong. Kenapa sampai tidak boleh?
Hal ini karena ada penunggu di pohon tersebut, yaitu sosok nenek tua dan genderuwo. Apabila berani berhenti di depan Pohon Bolong, tidak menutup kemungkinan kamu akan hilang.
Ini seperti yang terjadi oleh Setiawan Maulana yang menghilang di kawasan Gunung Kerinci pada 2014 lalu. Dipercaya bahwa kasus hilangnya berkaitan erat dengan sosok penunggu Pohon Bolong.
6. Pintu Rimba