RADAR TEGAL – Seni Tradisional Kuda Lumping merupakan seni budaya yang berasal dari Jawa Tengah yang tumbuh berkembang di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Berikut sejarah kuda lumping.
Tradisi Kuda Lumping ini dilestarikan oleh sanggar budaya lingkungan seni kuda lumping Fajar Muda yang berlokasi di Kampung waluran Rt08/Rw02 Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabu[aten Sukabumi.
Melansir dari sukabumiupdate.com, berikut penjelasannya.
Diketahui, ketua sanggar seni kuda lumping Fajar Muda, Lamijan (60 tahun) menjelaskan bahwa awal keberadaan seni kuda lumping ini dibawa oleh penduduk Desa Kajoran, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen pada zaman penjajahan Belanda dahulu.
Lamijan mengulasa bahwa sanggar seni kuda lumping ini berdiri sejak tahun 1971 bernama Fajar.
Hingga sekitar tahun 1975 berganti nama menjadi Fajar Muda. Seni tradisional kuda lumping ini terdiri dari empat petasan tarian diantaranya Tari Baldewa, Tari Kuda Lumping, Tari Bendrong, Tari Cepet, dan Kesurupan.
Adapun untuk sesei kesurupan ini, para pawang akan memanggil indang (karuhun) melalui media bakar kemenyan serta air daun dadapan yang disemburkan.
Indang atau karuhun sendiri datang dari Gunung Condong Jawa Tengah. Indang ini merupakan para pendiri seni tradisional kuda lumping.
Seperti yang Anda ketahui bahwa tarian kuda lumping ini paling menonjol adalah pada bagian kesurupan yang dipertontonkan bebas dengan pengendalian seorang pawang.
Terdapat juga atraksi bedan kebal, kekuatan magis, makan beling, dan masih banyak lagi, ya.
Sama seperti kesenian lainnya, kuda lumping juga memiliki sejarah dan makna tersendiri, lho.
BACA JUGA: Rancaknya Kuda Lumping Meriahkan Panggung Kahanan Magelang
Sejarah Kuda Lumping
Tarian kuda lumping ini mempunyai sejarah yang hingga kini masih simpang siur. Terdapat banyak versi yang beredar mnegenai asal usul tarian ini.
Diketahui, setiap versi masih belum jelas sumber asli atau kebenarannya.
Terdapat 5 versi yang terkenal dalam terbentuknya tarian ini sebagai berikut.
Versi pertama, tarian kuda lumping sudah ada sejak zaman primitif di aman tarian ini digunakan dalam upacara adat ataupun ritual yang sifatnya magis.
Awalnya,semua properti yang digunakan sangatlah sederhana namun terus berubah seiring dengan perkembangan zaman.
Versi kedua merupakan bentuk dari apresiasi dukungan penuh rakyat jelata terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro, serta pasukan kudanya dalam melawan serta mengusir para penjajah.
Versi ketiga, menceritakan asal usul tari kuda lumping yang menjadi gambaran atas perjuangan Raden Patah serta Sunan Kalijaga dan para pasukan dalam mengusir para penjajah Nusantara.
Versi keempat, berasal atas gambaran proses latihan dari pasukan perang Kerahaan Mataram yang dikomandani oleh Sultan Hamengku Buwono I dalam menghadapi Belanda.
Versi kelima, diketahui versi ini paling lengkap yakni bercerita mengenai seorang raja yang sangat sakti di tanah Jawa.
Namun perlu Anda ingat bahwa beragam versi di atas hingga kini masih belum jelas kebenarannya, ya.
Tapi hal tersebut bukanlah masalah besar, yang jelas adalah kuda lumping merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman dahulu.
Makna Kuda Lumping
Perpaduan antra alam gaib dengan alam nyata tentu mengundang decak kagum bagi para penonton. Sebab, beragam atraksi yang dilakukan berada di luar kemampuan kesadaran manusia.
Tradisi kuda lumping ini biasanya tampil pada beragam acara khusus ataupun acara umum seperti pesta pernikahan, perayaan hari besar, sunatan, dan masih banyak lagi.
Tahukah Anda di balik kengerian tarian kuda lumping ini ternyata mengandung makna tesendiri, makna tersebut sebagai berikut.
1. Menggambarkan Watak ManusiaMeskipun terdapat hal mistis dan magis dalam tarian kuda lumping, namun makna yang terkandung di dalamnya menunjukkan sifat menusia selama hidup di dunia.
Terdapat orang yang sifatnya baik dan terdapat juga yang sifatnya jahat.
Hal ini tampak ketika pertunjukkan baru saja dimulai yakni ketika para penari bersikap lembut, anggun dan baik-baik saja, sesaat berubah ketika terdapat roh gaib yang masuk.
Sikap dan sifatnya langsung berubah dengan drastis menjadi liar, sulit dikontrol, dan beringas.
2. Alam Gaib Memang Nyata AdaCiri khas dari kesenian ini yakni perpaduan antara alam gaib dengan alam nyata dibuktikan dengan penari bahwa alam gaib bukan sekadar cerita namun memang benar-benar ada.
Yakni penari dapat mengalami kesurupan tanpa kesadaran. Keberanian mereka melakukan beragam atraksi yang di luar kemampuan manusia tersebut tidak bisa dilakukan tanpa bantuan makhluk halus dengan seizin Allah Swt.
BACA JUGA: Pentas Kuda Lumping Dibubarkan Polisi Viral di Medsos
Demikian ulasan mengenai sejarah kuda lumping beserta maknanya. Semoga bermanfaat.***