Kehidupannya diarahkan oleh Mbah Bakat menuju sungai dekatnya, sebuah grojogan yang mendamaikan.
Sosok Mbah Bakat menjadikan desas-desus. Dialah penentu takdir yang memenangkan pertarungan melawan Curut Putih, mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan.
Dalam keseimbangan antara belas kasih dan keberanian, Mbah Bakat mengampuni Curut Putih dan mengirimnya ke sungai dekat, sebuah tempat yang kelak dinamai Curug.
Leluhur setempat, Sukiman, yang menjadi penjaga makam Mbah Bakat, menceritakan bahwa hingga kini, warga masih merawat sungai Curug.
Hal ini karena di sisi sungai ini terletak makam sang pahlawan, Mbah Bakat, yang membuka desa dan melindungi warga dari malapetaka.
Akhirnya, daerah yang semula terbagi antara Bukuran dan Curug, menyatu dalam satu kesatuan Desa Curug.
Perjuangan Bakat dan semangatnya dalam menghadapi kengerian di hutan membawa penyatuan ini.
Desa Curug, tempat legenda hidup dan bersemayam, kini menjadi saksi bisu dari perjuangan dan ketabahan dalam menghadapi ketakutan.