Nama "Bakat" pun diberikan oleh Kyai Lamper, sebagai simbol harapan besar.
Maka, dengan berani Bakat dan sekelompok santri berangkat ke hutan tersebut. Semangat juang yang tulus terpancar dari setiap langkah mereka, tak peduli ancaman ganjil pada jumlah kelompok mereka.
Sesampainya di hutan, Bakat dan para santri mulai menggapai mimpi membuka hutan itu. Di sana, mereka menemukan kerang putih yang melimpah, yang menjadi inspirasi dalam memberi nama pada daerah ini Bukuran.
Namun, ketenangan mereka terganggu ketika di bawah naungan pohon doro, muncul seekor makhluk putih tak dikenal.
Makhluk inilah yang menjadi dalang di balik hilangnya banyak nyawa di hutan ini.
Tak lain adalah "Curut Putih", sebuah entitas siluman yang menggunakan manusia sebagai santapan.
Terjalinlah pertarungan yang tak terhindarkan. Dengan keberanian yang menggebu, Mbah Bakat berhasil mengalahkan Curut Putih.
Namun, dalam ketakutan, Curut Putih memohon ampun dan berjanji untuk tak lagi mengganggu umat manusia.