Cara penyemprotannya tidak langsung ke tanaman, melainkan ke arah atas, karena yang dibutuhkan tanaman adalah embunnya.
“Cara kerjanya, larutan dari rumput memberi sinyal kepada tanaman yang dibudidayakan. Saya rumput yang kuat, kamu juga harus kuat seperti saya,” Kukuh mengilustrasikan.
Kukuh mengungkapkan, dengan menggunakan biosaka, petani dapat mengurangi biaya produksi dibandingkan jika petani menggunakan pupuk kimia yang harganya cukup mahal.
Biosaka juga membuat serangan hama kepada tanaman budidaya lebih ringan dibandingkan dengan tanaman budidaya yang tidak disemprot dengan biosaka.
BACA JUGA:Mencuat Ungkapan Air Putih Kena Pajak Miras Bebas di Kota Tegal, Begini Respon DPRD
BACA JUGA:Konser Putih Abu-abu, Walikota Tegal dan Forkopimda Kompak Pakai Seragam SMU
Di musim panen pertama, inovasi biosaka di lahan Sukra menunjukkan hasil menggembirakan.
Dengan menggunakan biosaka, tingkat produksi padi meningkat dibandingkan dengan yang tidak menggunakan biosaka.
“Di lahan Pak Sukra menghasilkan 6,9 ton, dibanding yang tidak menggunakan biosaka padahal memakai pupuk kimia, yaitu 5,9 ton,” terang Kukuh. *