Bagi mereka yang lelah dengan kepenatan perkotaan, candi ini memberikan kesempatan untuk me-refresh pikiran dan menikmati wisata sejarah yang penuh makna.
Tidak hanya sebuah monumen, Candi Kidal membawa kisah menarik dalam reliefnya. Kisah Garudadeya melukiskan perjuangan seekor Garuda membebaskan ibunya dari belenggu perbudakan, dengan air suci amerta sebagai taruhannya.
Keunikan ini memberi makan pikiran bagi pengunjung yang haus akan pengetahuan dan hasrat untuk memahami kisah-kisah kuno.
Salah satu daya tarik lainnya adalah sisa-sisa fondasi dan tembok keliling hasil pemugaran tahun 1990-an. Menginjak tanah ini, nuansa masa lalu masih terasa hidup.
Pengunjung merasakan kerinduan akan waktu yang telah berlalu, mengundang keinginan untuk berbagi pengalaman ini dengan keluarga dan teman-teman.
Dengan jam operasional dari 7 pagi hingga 6 sore, Candi Kidal siap menghidupkan kembali kenangan-kenangan bersejarah.
Dibandingkan dengan candi-candi Hindu lainnya, Candi Kidal memiliki ukuran yang lebih kecil, namun bukan berarti kecil pula pesonanya.
Dengan panjang 10.8 meter, lebar 8.36 meter, dan tinggi 12.26 meter, candi ini mengajak Anda untuk menjelajahi tiga bagian utamanya: alas, badan, dan atap. Ruang di bagian badan, yang dulu menyimpan arca Dewa Siwa, menghadirkan tanda-tanda masa lalu yang menarik untuk dijelajahi.