Versi kedua mengisahkan Sunan Kalijaga, seorang tokoh sufi yang memiliki kekuatan spiritual dan pengetahuan agama Islam yang mendalam.
Sunan Kalijaga adalah anggota Walisongo yang berkontribusi besar dalam menyebarkan Islam di Jawa. Ketika melakukan perjalanan spiritualnya, ia berhadapan dengan sebuah sungai yang luas dan dalam. Di tengah permukaan sungai tersebut, muncullah seorang wanita berwajah cantik.
Sunan Kalijaga, yang juga dikenal dengan sebutan Sunan Undik, mengartikan insiden tersebut sebagai pertanda gaib.
Ia memutuskan untuk memberi nama sungai ini sebagai Sungai Serayu, yang mengandung arti kecantikan dan keindahan yang menawan.
Dalam versi ini, Sungai Serayu memiliki asal usul yang lebih dekat dengan pengalaman spiritual dan pandangan keagamaan Sunan Kalijaga.
Jejak mitos dalam nama-nama Candi
Mitos Sungai Serayu juga tertanam dalam berbagai peninggalan sejarah. Di pegunungan Dieng, hulu Sungai Serayu, terdapat sejumlah candi yang diambil dari tokoh-tokoh dalam wayang, seperti Candi Yudhistira, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Gathutkaca, dan Candi Bisma.
Candi-candi ini memberikan jejak sejarah yang mendalam tentang bagaimana budaya dan mitos bersatu dalam warisan nenek moyang.