Dua arca penjaga gapura itu berangka tahun 1232 Saka atau 1310 M. Masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan Reco Pentung, wujudnya pun memang terlihat membawa sebuah gada sambil berjongkok.
BACA JUGA:3 Relief Candi Jago Konon Jadi Bukti Tertua Keberadaan Semar, Benarkah?
3. Raja Tribhuwana
Candi induk dibangun Tribhuwana, raja ketiga Majapahit. Candi ini kini hanya berupa kaki saja dengan tiga teras yang bisa dinaiki, sedangkan badan candi dan atapnya masih direkonstruksi kembali.
Para arkeologi berusaha merekonstruksinya dengan mencontoh Pura Yeh Gangga di Bali, yang memiliki kesamaan dengan candi ini, baik struktur bangunannya maupun tahun pembuatannya.
Maka, diduga wujud candi induk Penataran pasti tinggi menjulang, agung, dan layak menjadi Candi Negara. Candi induknya dijaga 4 dwarapala yang berdiri tegak menyandang gada, wajahnya seram, tapi badannya atletis.
Aksesorisnya raya, dari mahkota hingga binggel kaki layaknya seorang raja. Lengkap dengan punakawan cebolnya yang juga berpakaian mewah.
Di Jawa Kuno, abdi-abdi cebol menjadi prestise kebangsawanan, membuktikan bahwa candi ini dibuat oleh kalangan istana.
Dwarapala ini mempunyai kapalasana atau landasan arca dari tengkorak, menegaskan jejak tantra Bhairawa di candi ini. Kapalasana yang sama juga ditemukan pada arca Bhairawa Cakra-Cakra dari Singhasari.
Tak hanya itu, salah satu dwarapala mini di Penataran menjadi satu-satunya dwarapala bersayap malaikat di Nusantara.
BACA JUGA:Relief Penuh Dualisme, Inilah 3 Kisah Magis Era Akhir Majapahit di Candi Surowono
4. Raja Hayam Wuruk
Teras pendopo dan Candi Angka Tahun dibangun Hayam Wuruk, raja keempat Majapahit. Di teras pendopo, terpahat relief cerita Sri Tanjung dan Bubuksah-Gagang Aking, yang populer di masa akhir Majapahit.
Sementara itu, di dalam Candi Angka Tahun, terdapat arca Ganesha, yang asalnya bukan dari sini. Bagian dalam cungkupnya, terdapat Dewa Surya atau dewa matahari, yang seringkali diidentifikasi sebagai Surya Majapahit.
BACA JUGA:Konon Air Keabadian Para Dewa, Inilah 4 Mitos Sakralnya Petirtaan Jolotundo
5. Raja Suhita