3. Jawa Kuno vs Romawi Kuno
Tidak ditemukannya jasad makhluk hidup di situs ini menunjukkan bahwa leluhur Jawa memiliki kearifan lokal yang tidak dimiliki masyarakat Romawi Kuno di Kota Pompeii, yakni membaca tanda-tanda alam.
Kearifan itu memungkinkan para leluhur Jawa menyelamatkan diri sebelum bencana vulkanis menimpa. Berbeda dengan warga Pompeii yang mengabaikan peringatan seperti mengeringnya sumber air dan terjadinya gempa berturut-turut.
BACA JUGA:Candi Sukuh Heboh Gara-Gara Relief Ini! Ternyata Ada 3 Maknanya
4. Simbol kesuburan di Liyangan dan Pompeii
Di Liyangan, terdapat temuan yoni berlubang tiga di teras Candi Liyangan, yakni menandakan bahwa coraknya Hindu-Siwa. Yoni sendiri merupakan pasangan dari lingga, yang sama-sama menjadi simbol kesuburan.
Bahkan, diduga ada yoni raksasa sebagai simbol kesuburan di salah satu area situs, sekaligus fungsi area sebagai tempat ritual sebelum bercocok tanam. Namun, dugaan lain menyebutnya hanya sekedar lubang pembuangan.
Sementara itu, Kota Pompeii juga mengenal simbol phallus, alias lingga jika di Jawa Kuno, diketahui dari lukisan untuk dekorasi rumah, jalan, dan pasar. Biasanya digunakan masyarakat Romawi Kuno sebagai simbol keberuntungan.
Demikian, informasi mengenai Situs Liyangan yang digadang-gadang sebagai Pompeii versi lokal. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin tahu tentang fakta unik situs bersejarah di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa.***