RADAR TEGAL - Di Kota Tegal mencuat adagium atau ungkapan air putih kena pajak minuman keras (miras) bebas.
Hal ini mengemuka saat Pasus II DPRD Kota Tegal rapat kerja dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pajak dan Retribusi Daerah.
Panitia Khusus (Pansus) II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tegal menegaskan keprihatinannya terhadap kebijakan pajak dan retribusi yang diterapkan di tempat hiburan.
Pansus II merasa prihatin karena kebijakan tersebut sampai memunculkan adagium atau ungkapan air putih dipajaki namun minuman keras (miras) tidak terkena pajak.
BACA JUGA:Konser Putih Abu-abu, Walikota Tegal dan Forkopimda Kompak Pakai Seragam SMU
BACA JUGA:Fraksi PKS DPRD Kota Tegal Kritik Keras soal Konser Putih Abu-abu: Kurang Tepat!
“Ada adagium yang mengatakan kalau di tempat hiburan minum air putih terkena pajak, namun miras tidak terkena pajak. Ini menjadi aneh,” kata Ketua Pansus II DPRD Edy Suripno dalam Rapat Kerja tersebut.
Selain mempersoalkan itu, Pansus II juga menyoroti ramainya tempat hiburan di Kota Bahari yang tidak berdampak signifikan terhadap Pendapatan Daerah.
“Ini kan lucu,” imbuh Edy.
Edy yang juga ketua Fraksi PDI Perjuangan melanjutkan, selanjutnya Pansus II akan mengagendakan rapat khusus untuk membahas persoalan tersebut dengan mengundang Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.
BACA JUGA:Serap Aspirasi Warga, 30 Anggota DPRD Kota Tegal Blusukan ke Dapil Masing-masing
BACA JUGA:Semarak 17 Agustus di Kota Tegal, Meriah dengan Lomba Tumpeng, Karaoke Hingga Jalan Sehat
Termasuk anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah serta stakeholder seperti pemilik usaha tempat hiburan.
“Akan kami coba rapatkan dengan wali kota dan Forkopimda serta stakeholder pemilik usaha untuk membicarakan khusus, sehingga adagium tersebut dapat terjawab,” ungkap Edy.
Pansus II yang dipimpin Edy dan wakil ketua Sisdiono (Fraksi Partai Gerindra) beranggotakan Triyono (Fraksi PDI Perjuangan), Sodik Gagang (Fraksi Partai Golkar), Teguh Iman Santoso (Fraksi Partai Golkar), Muhammad Masruri (Fraksi PKB), Fathul Imam (Fraksi PKB), Bayu Arie Sasongko (Fraksi PKS), serta Ely Farisati (Fraksi PAN).