RADAR TEGAL - Surutnya kerajaan besar Majapahit salah satunya disebabkan oleh perang saudara alias Paregreg. Berbagai bencana pun menyusul hingga akhirnya Candi Sukuh dibangun sebagai bentuk ruwatan Majapahit.
Menurut arkeolog, pembangunan candi, tepatnya gapura depan, untuk ruwatan Majapahit itu dilakukan empat tahun pasca Ratu Suhita bertahta. Ia adalah sang pembunuh Bhre Wirabhumi, yakni putra kandung Hayam Wuruk, dalam Pararaton.
BACA JUGA:2 Keunikan Candi Tegowangi, Keterikatan dengan Dunia Bawah dan Kisah Ruwat
Dugaan mengenai fungsi Candi Sukuh sebagai ruwatan Majapahit ini muncul karena banyaknya relief dan arca yang mengacu pada tema besar kisah ruwat. Mulai dari kisah Garudeya, Sudamala, hingga Bima Swarga.
Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 3 mitos Candi Sukuh sebagai ruwatan Majapahit.
BACA JUGA:Relief Penuh Dualisme, Inilah 3 Kisah Magis Era Akhir Majapahit di Candi Surowono
3 Mitos ruwatan Majapahit di Candi Sukuh
1. Kisah Garudeya
Di sayap kiri dan kanan gapura, ada arca burung yang mencengkeram ular, dari kisah Garudeya, dalam Kitab Adiparwa dari abad 10 M. Ular dilambangkan sebagai dosa dan kemalangan, dikalahkan oleh sang garuda.
Ada juga arca bangsa garuda, ular, dan dua wanita, yakni Dewi Kadru dan Dewi Winata. Karena kalah taruhan, Dewi Winata diperbudak Dewi Kadru, tetapi akhirnya dibebaskan oleh garuda.
Arca garuda mencengkeram gajah dan kura-kura, layaknya garuda mencengkeram Supratika dan Wibasu, saat berangkat mencari tirta amerta untuk menebus ibunya.
BACA JUGA:Terpahat Indah di Candi-Candi, Begini 5 Fakta Naga di Jawa Kuno
2. Kisah Sudamala meruwat Durga Ranini
Di Candi Sukuh, ada deretan relief fragmen kisah, yakni Kidung Sudamala. Sadewa diikat pada sebatang pohon dan diancam Durga Ranini karena ia menolak meruwat sang dewi dari kutukan.
Bathara Guru pun bergegas menyelamatkan Sadewa dan bersatu dengannya untuk meruwat Durga Ranini. Setelah berhasil, Dewi Uma pun terlepas dari kutukan dan kembali secantik bidadari.