RADAR TEGAL - Goa Selomangleng di Kediri dipercaya menjadi tempat bertapa Dewi Kili Suci. Uniknya, gua tersebut mengenal konsep pertapaan kematian.
Pertapaan tersebut dapat diartikan bahwa Goa Selomangleng juga berfungsi sebagai tempat pemakaman. Bahkan, ada dugaan bahwa bentuk pemakamannya hampir mirip seperti pemakaman Trunyan di Bali.
BACA JUGA:Tradisi Unik Desa Trunyan Bali: Mayat Disini Enggak di Kubur?
Pendapat lain mengatakan bahwa mayat di Goa Selomangleng sebagai sarana meditasi. Melalui pertapaan kematian ini, pelaku diharapkan dapat memahami nilai hidup dan mati.
Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 3 mitos Goa Selomangleng.
BACA JUGA:3 Mitos Dewi Kili Suci, Konon Putri Airlangga yang Jadi Pertapa, Benarkah?
3 Mitos Goa Selomangleng
1. Pertapaan dan pemakaman terbuka
Menurut penggiat budaya asal Kediri, keberadaan gua ini tak lepas dari kesakralan Gunung Klotok yang merupakan anak Gunung Wilis.
Dalam Kitab Tantu Panggelaran (1635 M), dikisahkan para dewa memotong Gunung suci Mahameru dari India dan memindahkannya ke Jawa, badan gunung tersebut berguguran dan berubah menjadi beberapa gunung, salah satunya Gunung Wilis.
Karena itu, anaknya, Gunung Klotok pun dianggap jelmaan Gunung suci Mahameru, dan sejak lama menjadi pusat kegiatan keagamaan. Mulai dari candi, petirtaan, hingga goa-goa pertapaan.
Goa ini berfungsi sebagai pertapaan sejak era Panjalu di abad 11 hingga era Majapahit abad 15. Hal ini terlihat dari sengkalan arca naga, yang berbunyi "naga mangleng selo guo", yang berarti 'tahun 998 saka atau 1076 M'.
BACA JUGA:5 Pemakaman Terunik di Indonesia, Ada Dua dari Tana Toraja
Selain itu, di halaman gua, ada angka tahun, yang meski posisinya terbalik, bisa dibaca sebagai 1353 saka atau tahun 1431 M. Dengan kata lain, gua ini membentang 4 abad.
Karena ada dua bentuk Buddha di dalam gua, jelas corak keagamaannya adalah Buddha. Namun, adanya relief kuburan yang berisi tengkorak dan mayat dengan usus terburai, mengindikasikan adanya kuburan terbuka di sekitar gua ini, mirip dengan pemakaman Trunyan di Bali.