Tidak hanya membuka Toko Randu Alas, Opa Liem juga mempunyai pabrik tahu di belakang rumahnya. Sedangkan nama Toko Tahu Randu Alas, dia ambil dari pohon randu alas yang tumbuh di samping rumahnya.
Saat itu usaha yang ditekuni Opa Liem, banyak merekrut karyawan sebagai penjual tahu aci dengan berkeliling. Pada suatu saat, banyak tahu yang dijajakan secara berkeliling tersebut yang tidak laku terjual.
Opa Liem kemudian memutar otak bagaimana caranya agar tahu aci yang tidak laku tersebut, bisa terjual lagi. Opa Liem lalu mengakalinya dengan membelah tahu aci yang menyerupai segitiga menjadi empat bagian tanpa terputus, lalu diberi aci cair dan menggorengnya ulang sampai kering.
Saat menggoreng ulang tahu aci yang tak terjual itu, terdengar bunyi pletok-pletok dari penggorengan. Sejak saat itulah kemudian tahu daur ulang tersebut dikenal sebagai tahu pletok hingga saat ini.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kuliner Khas Tegal Tahu Aci:Kuliner Lestari dari Zaman Penjajahan
Sampai saat ini, Toko Tahu randu Alas masih berdiri di Jl. Jalan Jenderal Sudirman No.64 Slawi atau di depan Vihara Budda Sasana Dipa Slawi. Setelah Opa Liem meninggal, Toko Tahu Randu Alas dikelola oleh anak ketiganya, Liem Git Tjo atau Wono Wijoyo.
Demikian informasi tentang asal usul penamaan tahu pletok tegal, yang menjadi salah satu kuliner khas dari Tegal.(*)