CIREBON, RADAR TEGAL - Kota Cirebon terkenal sebagai jalur pergerakan transportasi antara Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Banyak orang menyukai berbagai kuliner lezat dari Cirebon, seperti nasi lengko, nasi jamblang, empal gentong, dan tahu gejrot.
Tidak hanya itu, Kota Cirebon juga memiliki makanan unik yaitu kerupuk melarat. Bedanya dengan kerupuk biasa yang digoreng dengan minyak, kerupuk melarat diolah menggunakan pasir.
BACA JUGA:12 Manfaat Wortel untuk Kesehatan Tubuh: Mengoptimalkan Kesehatan Mata hingga Menyehatkan Hati
Awal mula kerupuk melarat
Dahulu, masyarakat Cirebon dan sekitarnya punya kebiasaan makan nasi dengan kerupuk udang. Tapi, pada tahun 1928 saat krisis ekonomi .
Harga minyak melonjak tinggi dan berdampak buruk pada para produsen kerupuk. Para produsen berusaha keras untuk tetap menjaga usaha mereka menurut dari laman elib.unikom.ac.id.
Mereka mencoba berinovasi dengan mengganti minyak goreng sebagai media penggorengan dengan pasir. Pasir yang digunakan bukanlah pasir biasa, melainkan pasir khusus yang berasal dari daerah pegunungan setelah diolah dan dibersihkan agar bisa digunakan sebagai media penggorengan.
BACA JUGA:4 Cara Praktis Mengobati Penyakit Amandel: Redakan Nyeri Tenggorokan dengan Mudah
Berinovasi dengan menambahkan warna pada kerupuk
Kerupuk ini biasanya memiliki tiga warna: merah, kuning, dan putih. Terbuat dari tepung tapioka, garam, dan bawang putih, rasanya cenderung gurih dan teksturnya renyah.
Masyarakat percaya bahwa kerupuk ini aman untuk kesehatan karena digoreng menggunakan pasir dan dianggap bebas kolesterol. Awalnya, kerupuk yang digoreng dengan pasir ini disebut kerupuk mares.
Nama "mares" dipilih karena memiliki arti 'lemah' dan 'ngeres'. 'Lemah' berarti tanah atau pasir, sedangkan 'ngeres' berarti kasar.
Seiring waktu berjalan, nama kerupuk mares berubah menjadi kerupuk melarat. Perubahan nama ini terjadi sekitar tahun 1978, ketika masyarakat menganggap kerupuk mares sebagai makanan yang terpinggirkan dan terbuang.
BACA JUGA:Nyariin Es Doger di Alun-alun Tegal: Cuma Rp5.000 Isian Udah Komplit, Termasuk Ketan dan Tape
Mereka berpikir bahwa kerupuk melarat hanya untuk orang yang kurang mampu. Namun, kerupuk melarat masih ada sampai sekarang.
Bagi kalian yang melewati jalur pantura pasti melihat pedagang kerupuk melarat, dengan kisahnya yang menyedihkan semoga termotifasi agar makanan khas cirebon ini agar tetap eksis sampai nanti.
Kerupuk ini cocok sebagai lauk pendamping atau sekadar cemilan. Begitulah sedikit sejarah dari kerupuk melarat.
Temukan banyak kuliner khas Indonesia lainnya, hanya di radartegal.disway.id. Semoga bermanfaat.(*)