Pada abad ke-7 M, ada praktik sihir tertua di Nusantara yang tercatat pada tiga prasasti kedatuan Sriwijaya, yakni Telaga Batu, Palas Pasemah, dan Kota Kapur. Semuanya memuat ancaman raja bagi para praktisi sihir jahat.
Di sisi lain, raja juga menamengi diri dengan dukun-dukun istana. Ia pun mengancam siapa saja yang berani menyuap dukun-dukun itu untuk berbalik menyerang raja.
BACA JUGA:Eksplorasi Keindahan Tari Rampak Gedruk Buto, Perpaduan Mistis Tradisional yang Memikat
3. Sihir Zaman Majapahit
Ternyata, praktik Jampi Pengasihan yang dikenal saat ini pernah dilakukan pada masa keemasan Majapahit. Selain mantra untuk peperangan, guna-guna pemikat lawan jenis tersebut juga tercatat dalam Kitab Sutasoma.
Uniknya, ilmu sihir semakin berkembang seiring menguatnya pengaruh Tantra dan bangkitnya kembali budaya Austronesia di masa akhir periode klasik. Dalam Lontar Calon Arang, sihir teluh menjadi senjata pembunuh massal dengan menyebar wabah penyakit.
BACA JUGA:Tarian Mistis dari Kisah Cinta yang Tragis: Budaya Sintren dari Pesisir Utara Jawa
Selain itu, berkembang juga praktik pemanggilan roh dengan medium manusia, memanipulasi alam atau pawang, hingga membangkitkan mayat.
Saat masyarakat Jawa memasuki zaman madya (kolonialisme) dan berganti keyakinan, kepercayaan dunia magis tidaklah hilang. Dalam buku Perempuan-Perempuan Perkasa di Jawa karya Peter Carey, mereka berinteraksi dengan Nyi Roro Kidul di Pantai Selatan melalui tarian magis Bedoyo Ketawang.
Demikian, informasi mengenai sejarah sihir leluhur dalam dunia magis Nusantara. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin tahu tentang mitos di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa.***