3 Fakta Dunia Magis Nusantara, Ternyata Ada Sejarahnya di Jawa, Lho!

3 Fakta Dunia Magis Nusantara, Ternyata Ada Sejarahnya di Jawa, Lho!

--semarangku.com

RADAR TEGAL - Bagi masyarakat Jawa Kuno, mantra adalah bagian dari solusi segala masalah termasuk berobat. Karena itu, tak ayal jika mereka tak bisa lepas dari dunia magis Nusantara

Sihir ternyata punya andil dalam sejarah dan budaya di Indonesia era kerajaan-kerajaan kuno yang masih lengkap dengan sisi spiritualisnya, termasuk dunia magis Nusantara. Bahkan, peran penyihir atau tabib di masa lampau sungguh dihargai. 

BACA JUGA:5 Fakta Unik Kabupaten Banyuwangi, Masternya Santet Sakti Indonesia

Dalam dunia magis Nusantara, para penyihir tersebut menyalurkan daya magis yang diperolehnya untuk mengatasi berbagai masalah dalam hidup mereka. Namun, ada juga sihir jahat atau teluh yang digunakan untuk mencelakai seseorang. 

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal sejarah sihir para leluhur di Indonesia, tepatnya di Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 3 fakta dunia magis Nusantara.

BACA JUGA:5 Mitos Jawa yang Masih Dipercaya sampai Sekarang, Terakhir Paling Serem

3 Fakta dunia magis Nusantara

1. Sihir ala Austronesia

Sejarah keberadaan penyihir di Nusantara sudah ada sejak zaman Austronesia. Menurut sejarawan Ricklefs (1943 - 2019), dunia magis yang diyakini kaum Austronesia di Asia Tenggara berisi roh penunggu, arwah leluhur, dan roh penjaga wilayah.

Ia membagi aktivitas dunia magis menjadi dua, yakni membantu dengan roh leluhur dan mengganggu dengan roh jahat. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dasar manusia zaman itu, yaitu untuk kesuburan bumi dan dirinya sendiri serta perlindungan diri dari bahaya.

Situasi tersebut membuat para leluhur mengakses dunia magis dan menyalurkan daya magis itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Itu sebabnya, muncul kelas sosial baru yang disebut paranormal, dukun, atau balian.

BACA JUGA:Ramalan Sabdo Palon Runtuhnya Kerajaan Majapahit Nusantara, dan Akhirnya Prabu Brawijaya Memeluk Islam

Selain menjadi pemimpin spiritual dan penghubung dunia magis, mereka juga berperan sebagai tabib, pelindung, hingga penasihat. Karena itu, profesi ini sangat dihormati.

Bahkan, menurut epigraf George Coedes (1886 - 1969), di Nusantara era Austronesia, tiga syarat pendatang agar diterima masyarakat adalah orang kaya, tabib, dan tukang sihir. Konon, syarat tersebut dipenuhi oleh pendatang dari India sehingga mulai terjadi akulturasi antara perdukunan Austronesia dan pengaruh India di Nusantara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: youtube asisi channel