Dengan terpisahnya kedua pulau ini, maka di antara pemisahan itu disebut Selat Bali. Dalam cerita tersebut juga mengungkapkan daerah Selat Bali adalah tempat keramat, karena merupakan tatanan daerah tempat suci yaitu adanya Pura Segara Rupek.
Konon Pura Segara Rupek itu berada tepat di ujung hidung Pulau Bali, yang merupakan daerah teritorial Kabupaten Buleleng. Itulah sebabnya di daerah ini setiap tahun diadakan upacara dan upacara pakelem.
BACA JUGA:Selain Walisongo Rupanya ada Walipitu Tokoh Penyebar Agama Islam di Pulau Bali
Upacara itu disebut dengan sarana banten dirgayusa bumi dan tawur gentuh pada Hari Suci Anggara (Selasa), Umanis, dan Wuku Uye.
Tinjauan akademis pendapat pakar
Beberapa akademisi mengatakan Laut Utara Bali merupakan perairan transisi antara Paparan Sunda yang terkenal dangkal, dan Paparan Sahul yang dalam. Selain itu juga dasar laut yang turun curam atau palung.
Perairan Bali Utara juga merupakan bagian Palung Bali-Flores, karena palung itu menyambung dari Bali, Lombok, hingga Flores. Kedalaman Palung Bali diperkirakan sekitar 700-900 meter, Palung Lombok sampai 1,3 kilometer, dan semakin ke timur kian dalam palungnya.
Sementara itu arus di Laut Utara Bali termasuk dalam perlintasan arus arlindo atau arus lintas Indonesia. Arus ini berasal dari Samudera Pasifik yang bergerak menuju Samudera Hindia.
Arus Arlindo ini menghasilkan fenomena downwelling atau arus yang bergerak dari permukaan menuju ke dasar perairan, yang dapat sangat membahayakan. Utamanya bagi aktivitas penyelaman, termasuk kapal selam karena a rus itu membawa apa pun ke bawah atau dasar perairan.
BACA JUGA:Kuburan Seorang Nenek Sakti di Klungkung Bali Jadi Tempat Memohon Pengobatan, Begini Sejarahnya
Demikian informasi tentang mitos keangkeran Laut Utara Bali, yang menyebabkan Kapal Selam KRI Nanggala 402 dan KM Liberty 1 hilang dan tenggelam.(*)