Sejarah Berdirinya Kota Slawi Berawal Dari Sayembara Menebang Pohon Jati, Sampai Kedatangan Ksatria Selawe

Kamis 27-07-2023,22:14 WIB
Reporter : Dimas Adi Saputra
Editor : Dimas Adi Saputra

Setalah kembali dan mengungkapkan telah menemukan poho jati yang besar, Ki Gede Sebayu pun akhirnya mengadakan sebuah sayembara untuk menebang pohon tersebut. Hadiah dari pemenang sayembara tersebut akan dijodohkan kepada putri Ki Gede Sebayu Raden Ayu Rara Giyanti Subhaleksana.

Dibawah rindangnya pohon beringin, beliau dan istrinya menyaksikan para peserta sayembara dengan gigih berusaha menebang pohon jati itu. Namun sayang karena tak satupun dari mereka yang dapat berhasil menebang pohon jati itu.

Kedatangan Ksatria Selawe

Sampai pada akhirnya giliran ksatria ke 25 atau disebut Selawe tiba. Ia menghadapi pohon jatu dengan penuh tekad dan ambisi. Dengan keyakinan dalam hatnya, Selawe menaruh niat yang baik dan tulus serta menghormati eksistensi pohon yang begitu besar dan kuat.

Setelah itu, dengan menggunakan ketekunan yang besar, Selawe mulai menebang pohon jati. Dalam menebang pohon itu ia menggunakan teknik yang diwariskan oleh leluhurnya dan memohon untuk diberi perlindungan dan izin kepada alam. Sedikit demi sedikit dengan keyakinan dan tekad yang penuh, secara perlahan ia berhasil menebang pohon itu setengah, dan pada akhirnya berhasil menumbangkan pohon jati raksasa itu.

Dengan tumbangnya sang pohon, menandakan kemenangan Selawe dalam sayembara tersebut. Keluarha Ki Gede Sebayu sendiri melihat potensi dalam diri Selawe yang mencerminkan kehormatan dan kelembutan hati yang layak untuk menjadi pasangan hidup putri mereka.

Dengan sukacita Selawe dinikahkan dengan Putri Ki Gede Sebayu.

Setelah pernikahan keduanya, masjid Kalisoka berhasil direnovasi dengan tiang penyanggah utama masjid itu menggunakan batang kayu jati yang berhasil Selawu tebang.

Identitas Ksatria Selawe

Ksatria yang berhasil ememangkan sayembara menebang pohon jati raksasa itu merupakan Ksatria Selawe atau dikenal dengan Ki Jadug yang tinggal di Dukuh Sumbregan, Desa Slarang Kidul, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal.

Setelah menikah dengan putri Ki Gede Sebayu, beliau beserta kelurga Ki Gede Sebayu berangkat ke padepokan pesantren di Karangwangu. Ki Jadug dan Ki Gede Sebayu mengharapkan untuk membentuk sebuah desa dengan nama Selawe atau yang sekarang dikenal dengan Slawi, tempat dimana 25 ksatria atau Selawe penah berkumpul untuk ikut sayembara. 

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Brug Abang Tegal, Jembatan yang Menjadi Saksi Bisu Peristiwa Kelam 3 Daerah

Di saat yang sama juga Ki Gede Sebayu menyatakan pesannya untuk Desa yang akan dibuat di titik berkumpulnya para 25 ksatria ini yakni Desa Selawe, akan menjadi perkembangan zaman berikutnya dari pusat kekuasaan Tegal.

Mereka juga berharap semua orang yang berada di lokasi tersebut akan ikut serta dalam perjalanan mereka.

Nama asli dari Ki Jadug adalah Pengeran Purbaya, beliau menggunakan nama samaran sewaktu mengikuti sayembara. Menariknya Pangeran Purbaya merupakan murid lama dari Ki Gede Sebayu yang mewarisi ilmu ajian 'Bala Demit Seketi' yang Ki Gede Sebayu pakai saat membentuk bendungan di Danahwarih.

Setelah itu mereka hidup bahagia dan pada akhirnya Pangeran Purbaya menggantikan Tugas Ki Ageng Anggawana (putra Ki Gede Sebayu) sebagai pemimpin baru Tegal.

Kategori :