RADAR TEGAL - Pemalang telah mengawetkan banyak budaya dan kesenian yang berasal dari masa nenek moyang, hingga saat ini.
Budaya dan seni ini muncul sejak zaman kerajaan dengan tujuan yang baik pada masa itu.
Secara turun temurun, budaya ini diwariskan kepada generasi berikutnya dengan harapan agar tetap terjaga dengan baik.
Pengaruh budaya Kerajaan Mataram dan Agama Islam sangat kuat dalam perkembangan kebudayaan masyarakat Kabupaten Pemalang.
BACA JUGA: Museum Semedo Tegal: Jejak Zaman Purbakala di Tengah Keindahan Kabupaten Tegal
Asimilasi dua budaya ini menghasilkan budaya Pemalang yang menjadi tradisi turun temurun.
Salah satu ciri khas masyarakat Pemalang adalah karya-karya budaya mereka, seperti benda-benda purbakala, upacara adat, tari-tarian, kesenian, kerajinan tangan, dan lain sebagainya.
Berikut adalah 5 kebudayaan yang ada di Pemalang:
1. Baritan:
Baritan atau sedekah laut adalah prosesi melarung "Jolen" ke tengah laut yang dilakukan oleh para nelayan sebagai bentuk upacara rasa syukur atas hasil tangkapan ikan di laut.
Sedekah laut diadakan setiap tahun pada Maulud, biasanya pada hari Selasa atau Jumat Kliwon.
Sebelum pelarungan, diadakan tirakatan bersama oleh para nelayan, tokoh masyarakat, dan pejabat terkait di Tempat Pelelangan Ikan.
Pembacaan doa dan tahlil menyertai upacara ini sebagai doa agar pelaksanaannya berjalan lancar, selamat, dan sesuai dengan aturan agama.
2. Sintren:
Sintren merupakan kesenian rakyat yang populer di wilayah Karesidenan Pekalongan, terutama di kalangan masyarakat pantura. Sintren berasal dari legenda Sularsih-Sulandono.