Para warga yang sebelumnya tinggal di desa tersebut diberikan ganti untung oleh Pakubuwono II sebagai bentuk penghormatan terhadap penduduk asli desa sekaligus menjaga wibawa kerajaan di mata rakyat.
Perpecahan kerajaan Mataram Islam
Pusat pemerintahan yang dipindahkan ke Desa Sala tersebut kemudian dinamai Surakarta atau Keraton Surakarta Hadiningrat. Nama tersebut merupakan kebalikan dari Keraton Kartasura.
Sayangnya, setelah pemindahan tersebut, perang saudara pun terjadi antara Pakubuwono II, Pangeran Mangkubumi, dan Pangeran Sambernyawa. Puncak dari konflik tersebut adalah Perjanjian Giyanti pada 1755.
BACA JUGA:Dulu Bernama Celebes, Begini Asal Usul Nama Pulau Sulawesi yang Jarang Diketahui
Akibatnya, terdapat dua pembagian kekuasaan, yaitu Kasunanan Surakarta yang dikuasai oleh Pakubuwono III dan Kasultanan Yogyakarta yang dikuasai oleh Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwono I. Sementara itu, Perjanjian Salatiga pada 1757 memecahnya lagi menjadi Pura Mangkunegaran yang diberikan kepada Pangeran Sambernyawa atau Mangkunegara I.
Demikian, informasi mengenai asal usul nama Kota Surakarta yang sering juga disebut Kota Solo. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin mengenal lebih dalam tentang asal usul nama kota di Indonesia.***