Rekreasi Sambil Belajar Sejarah: Di Balik Taman Monumen Gerakan Banteng Nasional

Sabtu 22-07-2023,20:54 WIB
Reporter : Syamila Isyqi Alayya
Editor : Syamila Isyqi Alayya

RADAR TEGAL, Di beberapa daerah di Indonesia, kita mengenal beberapa monumen yang dibangun untuk mengenang suatu sejarah. Tidak mengherankan bila mengingat Indonesia memiliki sejumlah gejolak politik dan sosial. Salah satu dari jejak sejarah itu ada pada monumen GBN di Slawi, Kabupaten Tegal.

Tegal memang daerah yang terbilang bukan daerah besar, tetapi bukan berarti tidak ada jejak sejarah yang penting di sana. Monumen GBN dibangun sebagai bukti dan pengingat dari salah satu sejarah penting di Tegal.

Monumen GBN merujuk pada GBN, singkatan dari Gerakan Banteng Nasional, sebuah nama komando di bawah pimpinan Letkol Sarbini. Gerakan ini dibentuk pada tahun 1950 dengan tujuan menumpas pengaruh DI/TII di daerah Tegal, Brebes, dan Pekalongan.

Uniknya lagi, monumen ini dibangun sekaligus sebagai fasilitas taman bagi umum. Melansir dari Youtube Sekitar Kita Vlog, beginilah informasi mengenai sejarah dan kondisi monumen GBN di Slawi.

BACA JUGA:Di Balik Dua Tugu Teh sebagai Ikon: Fakta Unik Tegal dan Budaya Minum Teh

Sejarah di balik monumen GBN

Gerakan Banteng Nasional secara khusus untuk mencegah penyebaran pengaruh DI/TII di Jawa Tengah bagian utara. Pada masa itu, pemimpin pemberontakan 1949-1950 ini adalah Amir Fatah, seorang bekas anggota TNI dari kesatuan Hizbullah.

Gerakan DI/TII berhasil ditumpas oleh Operasi Banteng Nasional di bawah pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum, dan Letkol Ahmad Yani. Untuk mengenang sekaligus menghargai jasa pahlawan-pahlawan ini, monumen GBN pun dibangun.

Monumen ini diresmikan pembangunannya pada tanggal 5 Oktober 1976 oleh Jendral Surono (WAPANGAB) pada waktu itu. Hingga sekarang, monumen ini sudah beberapa kali mengalami renovasi dan perbaikan.

Tempat rekreasi sekaligus memori sejarah

Monumen GBN berlokasi di Procot, Slawi, Kabupaten Tegal. Letaknya sangat strategis, yakni di seberang Masjid Agung Kabupaten Tegal dan alun-alun Tugu Poci Slawi Ayu.

Monumen ini berupa sebuah pelataran yang menggambarkan sejarah melalui patung-patung, menara, dan dinding relief. Patung pertama di sebelah selatan, merupakan patung Jendral Ahmad Yani. Di sebelah utara adalah pantung tentara dan petani yang bersatu membela kesatuan negara.

Di antara patung itu ada tembok relief bercat emas sepanjang 45 meter. Relief ini berisi ukiran yang menceritakan perlawanan dan pertumpahan darah melawan saudara sendiri, yakni sesama bangsa Indonesia.

BACA JUGA:Ngga Hanya di Cikarang! Tegal Juga Punya Kawasan Industri, Berikut Sejarah Julukan Tegal Jepangnya Indonesia

Di belakang relief itu terdapat dua menara, di mana menara pertama dengan tinggi 17 meter dengan patung Burung Garuda Pancasila dan lambang TNI AD dan TNI AL. Sedangkan menara kedua dengan tinggi 8 meter memiliki lambang TNI AU dan POLRI.

Kategori :