RADAR TEGAL - Papua Barat menduduki posisi kedua provinsi termiskin di Indonesia. Padahal Papua Barat memiliki potensi wisata dari kekayaan sumber daya alamnya. Jika sumber daya alamnya dikelola dengan baik, maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Papua Barat.
Papua Barat memiliki luas sebesar 60.275 km² dengan jumlah penduduk sekitar 542.999 jiwa. Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, kemudian pada tahun 2007 diubah menjadi Papua Barat.
Papua Barat memiliki lambang yang menggambarkan kekayaan sumber daya alamnya. Ada pohon dan ikan sebagai sumber daya hutan dan sumber daya laut yang Papua Barat miliki. Menara kilang dengan semburan api adalah lambang dari pertambangan yang dimiliki Papua Barat.
Ada burung Kasuari Gelambir Tunggal di tengah mengartikan lokasi Papua Barat yang ada di leher Pulau Papua. Pelepah daun sagu menggambarkan makanan pokok dari orang Papua Barat.
Jika melihat dari lambangnya, Papua Barat memiliki potensi wisata di berbagai bidang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian rakyat, seperti sumber daya hutan dan sumber daya laut.
BACA JUGA:Ini 10 Provinsi Termiskin di Indonesia, Papua Masih Menduduki Posisi Pertama
Sumber Daya Hutan
Papua Barat dipenuhi hutan rimba dengan perairan yang bersih. Hutan rimba Papua Barat adalah habitat beberapa hewan langka selain Burung Cendrawasih yang sudah dikenal luas dan Kasuari yang menjadi ikon Papua Barat.
Ada juga Burung Mambruk Ubiaat yang merupakan hewan endemik Papua. Hewan ini bermata merah, memiliki jambul yang mirip mahkota, masih kerabat merpati, dan terancam punah.
Keberadaan hewan langka ini dapat dijadikan destinasi wisata birdwatching atau mengamati burung di alam bebas, karena banyak wisatawan yang menyukai wisata ini.
Papua Barat juga memiliki Kuskus Waigeo yang menjadi penghuni hutan Pulau Waigeo. Kuskus ini berbulu belang-belang, pemalu, dan aktif di malam hari. Keberadaan hewan ini dapat dimanfaatkan sebagai wisata oleh masyarakat sekitar, tanpa merusak habitatnya.
Flora Papua Barat juga tidak kalah unik dan beragam, salah satunya adalah Buah Merah. Buah Merah ini memiliki nama ilmiah Pandanus conoideus, buah ini masih termasuk keluarga pandan-pandanan. Buah ini mengandung antioksidan yang tinggi dan biasanya diolah menjadi pengganti ubi jalar.
Buah Merah juga dapat diolah menjadi minyak buah merah yang dapat mengobati berbagai penyakit. Pemanfaatan buah merah ini yang bisa digunakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Papua Barat.
Ada juga Matoa, buah yang mirip dengan kelengkeng. Buah ini memiliki pohon yang tinggi dan hanya berbuah setahun sekali. Buah ini memiliki rasa yang manis, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan akan mengakibatkan pusing dan mabuk.
Buah Matoa ini termasuk buah langka, karena hanya berbuah setahun sekali. Namun, jika dilakukan budi daya pada buah Matoa ini, maka buah Matoa dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat Papua Barat.