Sebagian besar penduduk pulau ini berasal dari etnis Melayu, keturunan Tionghoa, serta sebagian Eropa dan Australia. Sementara itu, nenek moyang Indonesia sendiri berasal dari etnis Melayu juga, baik Deutro Melayu maupun Proto Melayu.
Karena itu, tidak mengherankan jika penampilan penduduk di Christmas Island mirip dengan orang Indonesia. Bahkan, mereka menggunakan bahasa Melayu yang juga memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia.
Namanya Pulau Natal, tapi mayoritas agamanya berbeda
Uniknya, meski dinamai dengan Christmas Island yang identik dengan hari keagamaan umat Kristiani, mayoritas penduduk di pulau ini beragama Islam dan Budha. Penamaan tersebut ternyata terkait dengan sejarah penemuan pulau ini.
Awalnya, Richard Rowe menemukan pulau ini pada tahun 1615. Namun, pada tahun 1643, Kapten William Mynors lah yang menamainya dengan Christmas Island karena ia melintasi pulau tersebut bertepatan saat Hari Natal.
Punya banyak kekayaan alami
Pulau ini mulai masuk dalam peta pada tahun 1666. Saat navigator Inggris datang berkunjung pada 9 Maret 1688, pulau ini masih belum berpenghuni alias terisolasi dari jangkauan manusia.
Karena itu, pulau ini memiliki beragam flora dan fauna endemik yang belum terjamah sama sekali. Kondisi tersebut membuat banyak ilmuwan datang untuk menelitinya.
BACA JUGA:Pulau Miangas: Pulau Terluar di Ujung Utara, Perbatasan Indonesia - Filipina
Tambang fosfat awal mula otoritas Australia
Pemerintah Inggris akhirnya mulai menganneksasi Christmas Island tahun 1888. Sejak saat itulah, pemukiman mulai tumbuh, terlebih sejak ditemukan tambang fosfat pada 1899.
Tambang tersebut awalnya Inggris kelola bersama dengan Singapura. Namun, Australia sebagai bekas koloni Inggris meminta agar kedaulatan Christmas Island diberikan kepadanya.
Setelah membayar kompensasi kepada Singapura, Inggris pun mengeluarkan UU Pulau Natal Britania Raya pada 14 Mei 1958 untuk mengalihkan otoritas Christmas Island dari Singapura ke Australia. Akhirnya, Australia secara resmi memegang otoritas atas pulau tersebut sejak 1 Oktober 1958 hingga saat ini.
Demikian informasi mengenai Pulau Natal yang letaknya berdekatan dengan Indonesia, tetapi tidak menjadi miliknya. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui uniknya negara asing yang mirip Indonesia.***