Rumah Adat Mbaru Niang
Desa Wae Rebo memiliki tujuh rumah utama yang biasa disebut Mbaru Niang. Mbaru Niang ditinggali oleh enam keluarga. Mbaru Niang berbentuk kerucut dengan atap yang hampir menyentuh tanah.
Bangunan ini terbuat dari bahan-bahan yang bersumber dari alam dengan arsitektur khas yang masih terjaga dari zaman dahulu sampai saat ini.
Rumah adat Mbaru Niang tersusun mengitari batu yang melingkar bernama Compang. Compang adalah pusat aktivitas tempat warga untuk mendekatkan diri dengan alam, leluhur, dan Tuhan.
Arsitektur Mbaru Niang mengandung filosofi yang mencerminkan kehidupan sosial masyarakat Desa Wae Rebo. Bagi mereka rumah tradisional ini merupakan wujud keselarasan manusia dengan alam serta merupakan cerminan fisik dari kehidupan sosial Suku Manggarai.
Suku Manggarai mempercayai bahwa lingkaran merupakan simbol keseimbangan, sehingga mereka menggunakan pola lingkaran ini pada hampir seluruh wujud fisik desa, mulai dari bentuk kampung hingga rumah-rumah mereka.
Mbaru Niang terdiri dari lima tingkat, tingkat pertama adalah tempat tinggal anggota keluarga dan digunakan untuk beraktivitas. Tingkat kedua adalah tempat untuk menyimpan makanan sehari-hari. Tingkat ketiga adalah tempat menyimpan benih.
Tingkat keempat merupakan tempat untuk menyimpan suku cadang makanan jangka panjang, dan tingkat kelima adalah tempat menyimpan barang-barang untuk sesajen yang terbuat dari anyaman bambu.
Demikian, informasi mengenai Desa Wae Rebo yang memiliki pesona bagai di atas awan. Semoga bermanfaat. ***