Menyelam adalah salah satu keahlian paling istimewa yang dimiliki suku penjelajah laut ini. Orang Bajo bisa bertahan sampai 13 menit di kedalaman 60 meter tanpa alat bantu nafas atau oksigen.
Tak jarang, mereka berjalan-jalan di dasar laut sebagaimana mereka berjalan di daratan. Saat menyelam puluhan meter, jantung orang Bajo melambat hingga 30 detak per menit, menekan paru-parunya hingga sepertiga dari volume awalnya.
Normalnya, detak jantung orang dewasa berkisar 60 hingga 100 per menit. Dari hasil penelitian, orang-orang suku ini telah beradaptasi secara genetis agar bisa menghabiskan waktu lebih lama di dalam air.
BACA JUGA:Punya Racikan Racun Mematikan, Suku Ini Masih Hidup di Pedalaman Hutan Loh!
Julukan yang mereka dapatkan
Suku Bajo yang sebagian besar warganya memeluk agama Islam mempunyai banyak sebutan. Sebagian menyebut mereka Orang Laut, orang Jawa menyebut Bujuus, orang Melayu menyebutnya Celates,orang di perairan Selat Makassar mereka disebut Bajau atau Bajo, sedangkan mereka menyebut dirinya sendiri Orang Sama.
Tempat tinggal suku Bajo daratan dan laut
Sebagai orang laut, suku Bajo memiliki tempat tinggal yang berbeda dengan rumah-rumah masyarakat pada umumnya. Masyarakat Bajo juga terbagi menjadi dua, yakni Bajo Daratan dengan rumah-rumah yang didirikan di atas karang yang telah mati dan disusun menjadi seperti daratan.
Sementara itu, Bajo Laut mendirikan rumahnya di atas permukaan air laut. Rumah adat Bajo sendiri disebut dengan Baboroh yang berarti 'bangunan sederhana dengan tiang yang terbuat dari batang pohon'.
Deskripsi rumah adat Baboroh
Penutup dindingnya terbuat dari anyaman daun kelapa, sedangkan dinding papan dan lantainya terbuat dari papan dan balok kayu. Selain itu, atap rumah suku Bajo menggunakan daun nipa atau tuho.
Ciri lainnya adalah tapak tiang rumah yang terbuat dari karang. Pemilihan karang diyakini sebagai bahan yang paling tepat untuk rumah yang mengapung di atas laut.
Sementara itu, tiang-tiang yang menjulang tinggi membuat orang suku ini membangun lorong menuju ke halaman rumah sebagai tempat menyandarkan kapal.
Tiang sebagai struktur utama bangunan ditancapkan ke dasar laut sedalam 50 cm. Pola tiang rumah ini berbentuk grid kubus dengan jarak bentang 5 × 6 m.
Pemukiman orang-orang Bajo