Tegal, radartegal.disway.id - Membahas pertolongan pertama yang harus dilakukan ketika keracunan makanan.
Pertolongan pertama saat keracunan makanan. Keracunan makanan merupakan kejadian yang dapat terjadi kepada siapapun dan diamana saja. Kita sendiri tidak dapat mengontorl kandungan zat apa saja yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi. Oleh karena itu langkah pencegahan adalah langkah utama dalam menghindari keracunan makanan.
Namun bagaimana jika kita sudah terlanjur mengkonsumsi makanan yang mengandung zat berbahaya. baca artikel ini sampai selesai yah.
Penyebab Keracunan makanan
Penyebab keracunan makanan bisa beragam, umumnya disebabkan ileh kuman atau bakteri yang ikut tertelan bersamaan dengan makanan yang kita makan. Ini bisa terjadi jika seseorang menkonsumsi makanan yang sudah basi atau kewat tanggal kadaluarsa, atau bisa saja kita yang lupa mencuci tangan sehingga kuman atau bakteri yang ada di tangan kita menempel pada makanan yang akan kita makan.
Biasanya kuman atau bakteri yang sudah tertelan, akan membutuhkan waktu lama untuk meracuni sistem pencernaan kita. Mereka juga butuh waktu yang lama untuk dapat berkembang biak dalam tubuh kita, akibatnya gejala keracunan makanan sulit untuk dideteksi sejak dini.
Namun, sebenarnya ada langkah pertolongan pertama jika terjadi gejala keracunan, langakh pertama tersebut ialah:
- Mual dan muntah
- Diare
- Dehidrasi
- Sakit dan Nyeri pada bagian kepala
- Nyeri disertai kram perut
Walaupun sulit untuk dideteksi, anda bisa menekan resiko keracunan dengan mengkonsumsi makan yang bersih, anda juga diharapkan bisa menjaga kebersihan tangan anda seperti mencuci tangan sebelum makan.
Kemudian bagaimana pertolongan pertama pada orang yang terkena keracunan makanan, berikut langkahnya:
1. Cukupi cairan tubuh
Ketika seseorang mengalami keracunan makanan, mereka umumnya akan mengalami gejala seperti mual, muntah, dan diare. Gejala-gejala ini biasanya muncul dalam rentang waktu 6 hingga 48 jam setelah makan.
Jika gejala-gejala ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, ada risiko dehidrasi bagi tubuh. Oleh karena itu, disarankan bagi penderita untuk tetap mengonsumsi air mineral atau cairan elektrolit secara perlahan guna menjaga keseimbangan cairan tubuh mereka.
2. Muntah dengan posisi tepat
Untuk menghindari risiko tersedak dan gangguan pernapasan, hindari posisi berbaring saat mengalami gejala mual dan muntah yang berlanjut. Sebaliknya, duduklah dalam posisi tegak agar muntah tidak masuk ke saluran pernapasan. Selain itu, saat muntah, pastikan kepala sedikit menunduk agar makanan tidak kembali turun ke tenggorokan yang dapat menyebabkan risiko tersedak.