WARUREJA, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Tegal nampaknya mulai mengancam sektor pertanian. Sejumlah lahan pertanian di 3 kecamatan kini mulai terancam gagal panen.
Salah satu petani Tarjan mengaku saat ini memang petani mengalami kesulitan air untuk mengaliri sawahnya. Hal itu karena debit airnya memang berkurang.
“Saat ini keluhan kami adalah kurangnya pasokan air untuk mengairi sawah kami,”kata Tarjan.
Menurutnya, berkurangnya debit air di Bendung Cipero menjadi penyebabnya. Meskipun dengan sistem bergilir, tetapi itu tidak mampu.
“Pemerintah menerapkan sistem bergilir, tetapi itu juga tidak maksimal. Karena memang debit airnya berkurang,”jelasnya.
Terkait kondisi itu, imbuh Tarjan, dia berharap sistem tanam gilir di sawah dapat diterapkan kembali. Sehingga, petani tidak selalu menanam padi secara terus menerus.
“Kalau bisa tanamannya bergilir. Misalnya, sekarang padi nanti setelah panen bisa ganti apa,”ujarnya.
BACA JUGA:125 Hektare Sawah dan Kebun Melati Terendam Banjir, Petani di Pemalang Gagal Panen
Debit air di Bendung Cipero di Desa Kedungjati Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal memang mulai kritis. Hal itu, karena pasokan air dari Kali Rambut berkurang drastis sehingga banyak lahan pertanian yang terancam gagal panen.
“Untuk masa tanam (MT) 2 ini tidak maksimal karena pasokan air berkurang dari Kali Rambut. Saat ini debitnya hanya sekitar 3.000 meterkubik,”ungkap Mantri Pengairan Suradadi 3 Moh. Riyanto, Sabtu, 17 Juni 2023.
Riyanto mengatakan, biasanya Bendung Cipero mendapatkan pasokan dari Kali Rambut dengan debit air mencapai 4.000 sampai 5.000 meter kubik.
“Kalau Bendung Cipero ini mendapatkan pasokan air dari Kali Rambut. Ini biasanya untuk mengairi 7.463 hektar sawah di 3 Kecamatan yakni Suradadi, Warureja dan Kramat,”katanya.
Namun, kondisi bendung saat ini sudah kritis. Padahal, Bendung Cipero juga mendapatkan bantuan air dari wilayah Kajene Kabupaten Pemalang.
Dengan kondisi ini, luas lahan yang ditanami padi juga berkurang.
“Untuk wilayah Suradadi 3 saja dari 1.296 hektare sawah, yang saat ini petani tanam ha nya sekitar 500 hektare di masa MT2,”jelasnya.