SLAWI, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Kasus tawuran antar pelajar di Kabupaten Tegal kian marak. Bahkan, nyawa seorang siswa SMP melayang.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tegal Dr Saepudin mengaku sangat prihatin ihwal peristiwa tersebut.
''Ini sudah masuk kategori darurat. Karena itu, perlu ada penanganan yang konkret lintas sektor,'' kata Saepudin yang juga Rektor Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal.
Menurut Saepudin, penanganan konkret tersebut yakni gerakan bersama untuk melakukan pencegahan aksi tawuran yang bisa dimulai dari sekolah sampai ke lingkungan masyarakat.
BACA JUGA:Marak Aksi Tawuran, Ratusan Massa di Kabupaten Tegal Demo Pemkab
''Jadi sekolah jangan hanya memberikan himbauan saja, namun juga pengawasan terhadap murid dengan mengoptimalkan peran guru bimbingan dan penyuluhan,'' pesannya.
Selain itu, lanjut Saepudin, ada pengawasan ekstra pada jam berangkat sekolah atau pulang sekolah, setidaknya ada guru yang bisa mengawal pergi dan pulangnya anak sekolah bersama.
"Sekolah juga harus bisa mencarikan solusi dan strategi jitu," sambungnya.
Saepudin menyatakan, untuk pengawasan di luar sekolah ada pembentukan semacam satgas atau relawan dari organisasi masyarakat seperti Banser, Kokam, PP dan lainnya yang bisa kerjasama dengan Polri atau Pemerintah Daerah untuk memantau jam-jam rawan di luar sekolah.
BACA JUGA:Buntut Tawuran antar Pelajar di Kabupaten Tegal, DPRD Undang Disdikbud
"Sementara untuk formula dan payung hukumnya, bisa semacam penugasan atau kerjasama Polri kepada organisasi masyarakat yang punya satgas," imbuhnya. *