SLAWI, RADARTEGAL.DISWAY.COM - Sebanyak 390 orang penyandang disabilitas di Kabupaten Tegal mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Terpadu Kartini Temanggung. Penyerahan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) itu dipusatkan di Rumah Singgah Tregginas Pangkah, Kabupaten Tegal, Senin 13 Maret 2023.
Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Iyan Kusmadiana mengatakan, total nominal bantuan itu lebih dari Rp260 juta. Bantuannya berupa kewirausahaan dan aksesibilitas bagi disabilitas dan pemenuhan hidup layak bagi lansia, anak serta kelompok rentan.
"Bagi penyandang disabilitas juga kami serahkan bantuan berupa Alat Bantu Dengar (ABD), kursi roda dan kewirausahaan," kata Iyan.
Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tegal, Nurhayati mengatakan, jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Tegal sebanyak 12.881 orang. Usia mereka beragam. Mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa dan orang tua.
BACA JUGA:Tawuran antar Pelajar SMP Kembali Meletus, Disdikbud Kabupaten Tegal Layangkan Surat Edaran
Dari jumlah tersebut, penyandang disabilitas yang terverifikasi melalui Difabel Slawi Mandiri (DSM) sekitar 9700 orang.
"Sebenarnya masih banyak yang membutuhkan bantuan untuk mereka. Seperti kursi roda, alat bantu dengar, kruk dan lainnya," kata Nurhayati yang mengaku per hari ini, pihaknya sudah tidak menjabat sebagai Plt Kepala Dinsos karena sudah ada penggantinya, yakni Iwan Kurniawan.
Menurut Nurhayati, kendati masih banyak yang membutuhkan bantuan, tapi pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Kemensos yang telah merealisasi usulan proposal ihwal bantuan tersebut.
"Bagi disabilitas yang belum mendapatkan, nanti bisa diusulkan kembali. Semoga tahun ini atau tahun depan, bisa mendapatkan bantuan," ucapnya.
BACA JUGA:Bedah Pengasuhan Anak di Era Digital, BIAS Asslam Kota Tegal Gelar Workshop Parenting
Sementara, Slamet Nugroho (35) salah satu penerima manfaat mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan kewirausahaan berupa mobile shop. Slamet merupakan penyandang disabilitas fisik. Dia mengalami lumpuh layu sejak usia balita.
Slamet tidak lulus Sekolah Dasar karena keterbatasan biaya. Kondisinya membuat dia sulit mengakses pekerjaan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Slamet berjualan keliling menggunakan kursi roda yang dimodifikasi sendiri.
"Dulu saya jualannya keliling pakai kursi roda, saya pakai tangan saya buat gerakkan rodanya, sekarang dapat bantuan mesin buat kursi roda dan tambahan modal, alhamdulillah, terima kasih," ucapnya. *